Teknologi

PLTS Terapung Milik PLN 100 KWp, Diresmikan Menko Marves Luhut di Waduk Muara Nusa Dua Bali  

 Jumat, 11 November 2022 | Dibaca: 362 Pengunjung

Menko Marves RI Luhut Binsar Pandjaitan, Menteri PUPR RI Basuki Hadimuljono, dan Direktur Utama PLN Darmawan, resmikan PLTS Terapung Waduk Muara Nusa Dua (100 KWp) PLN Indonesia Power sebagai Showcase KTT G20, Jumat (11/11/2022).

www.mediabali.id, Badung. 

Mendekati momentum Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 15-16 November 2022 di Nusa Dua, Bali Selatan, komponen pemerintah dan jajaran terkait mempersiapkan matang penyelenggaraan, salah satunya dengan meresmikan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Terapung Waduk Muara Nusa Dua (100 KWp) PLN Indonesia Power sebagai Showcase KTT G20, Jumat (11/11/2022). 

Hal ini pula yang menguatkan langkah PT PLN, menyoal transisi energi menuju Net Zero Emission pada 2060, yang mana mengutamakan potensi-potensi alam yang berlimpah dan menggerakan perekonomian nasional. 

Diungkapkan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Republik Indonesia Luhut Binsar Pandjaitan, usai ia resmikan PLTS Terapung Waduk Muara Nusa Dua milik PLN Group. Ia menilai pembangkit berbasis Energi Baru dan Terbarukan (EBT) dengan kapasitas 100 kilowatt-peak (kWp) akan turut mendukung keandalan pasokan listrik gelaran KTT G20. 

Menteri Luhut tidak sendirian, dia hadir dalam peresmian PLTS Terapung Waduk Muara Nusa Dua ini bersama-sama Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Republik Indonesia Basuki Hadimuljono dan Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo beserta jajaran. 

Bagi Luhut, PLTS terapung yang dibangun sebagai wujud nyata Indonesia dalam transisi energi dengan gencar membangun pembangkit berbasis EBT. Tentunya, hal ini telah sejalan dengan komitmen Indonesia untuk mengurangi emisi karbon menuju net zero emission pada Tahun 2060. 

“Kita akan membangun banyak sekali (PLTS-red). Ini hanya intermitten saja, untuk base load-nya kita punya geothermal, hydro power, ada macam-macam. Indonesia punya 437 gigawatt (GW) potensi EBT, masih banyak ruang untuk terus bertambah,” terangnya dengan penuh semangat.

Baca juga:
Industri Metaverse Berkembang, WIR Group Showcase di Bali   

Sementara itu, Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo menambahkan kehadiran PLTS Terapung Waduk Muara Nusa Dua bukan hanya sekedar showcase untuk ditampilkan di KTT G20. Akan tetapi, PLTS Terapung adalah simbol tidak lagi dilemma energi di masa depan. 

Kedepannya, perubahan dari energi kotor menuju energi bersih perlu segera dilakukan untuk menciptakan bumi yang lebih baik di masa mendatang serta biaya yang lebih murah. 

“Maka langkah upaya kami dalam menurunkan gas rumah kaca ini adalah upaya yang bukan hanya karena perjanjian internasional, bukan hanya kebijakan, because we do really care,” ucapnya.

Baca juga:
Menko Marves Luhut Pandjaitan Ajak Gelorakan Indonesia di G20 sebagai Bangsa Besar   

Darmawan menerangkan PLTS yang terdiri dari 228 panel solar cell tersebut telah selesai dan berhasil diuji coba sejak awal Oktober melalui inovasi Smart Grid

Kemudian inovasi tersebut merupakan salah satu program dari transformasi PLN, yang menggunakan teknologi sistem digital untuk memonitor dan mengelola pasokan energi listrik sesuai dengan kebutuhan beban. 

“Di sini untuk apungnya dari buatan dalam negeri, frame nya dari dalam negeri, semua peralatannya dalam negeri. Ke depan ini masih ada ruang kita membangun kapasitas nasional,” terang Darmawan. 

Ia menegaskan PLN berkomitmen dalam transisi energi menuju Net Zero Emission pada Tahun 2060 dengan mengutamakan potensi alam yang berlimpah sekaligus menggerakan perekonomian nasional. Karena menurutnya, dengan menggunakan produk lokal dalam pembangunan pembangkit, maka ekonomi Indonesia bisa ikut terangkat. 

“Untuk transisi energi membutuhkan lebih dari USD 700 miliar atau Rp 10 ribu triliun. Kalau itu menjadi pangsa pasar produk luar negeri, ekonomi kita akan melambat, job creation-nya bukan di Indonesia, tetapi di negara-negara lain,” katanya. 

Melalui subholding PLN Indonesia Power, perseroan menyelesaikan proyek PLTS Terapung Waduk Muara Nusa Dua ini hanya dalam satu bulan dua minggu. PLTS terapung ini dibangun di atas area seluas 0,35 hektare atau 1 persen dari luas Waduk Muara Nusa Dua. 

Proyek ini merupakan penugasan pemerintah pada 19 Juli 2022. Pada September 2022 dilakukan sejumlah pekerjaan mulai dari proses perizinan, konstruksi hingga sinkronisasi tahap pertama. PLTS Terapung Muara Nusa Dua mendapatkan sertifikat laik operasi (SLO) pada 28 Oktober 2022. 

“Proyek PLTS ini juga wujud komitmen perseroan terhadap prinsip Environmental, Social and Governance (ESG) dalam menciptakan pembangunan ekonomi yang berkelanjutan," terangnya. 

Lebih lanjut, dia mengapresiasi para stakeholder yang terlibat baik itu dari Kementerian Koordinator, Kementerian terkait, Gubernur Bali dan pihak-pihak lainnya yang telah berkontribusi aktif dalam pembangunan PLTS tersebut. 

“Tugas PLN adalah memang menyediakan listrik. Tetapi di masa depan dengan adanya transisi energi our main job is to take care the environment, sedangkan listrik adalah by product kami,” pungkas Darmawan. 012/rls


TAGS :