Pendidikan

Kejujuran Umar Alkhatab, Kisahkan Sepuluh Tahun Jabat Kepala Ombudsman RI Perwakilan Bali

 Selasa, 14 Juni 2022 | Dibaca: 490 Pengunjung

Umar Ibnu Alkhatab ceritakan pengalamanya dalam buku selama 2012-2022 sebagai Kepala Ombudsman RI Perwakilan Bali, Selasa (14/6/2022).

www.mediabali.id, Denpasar. 

Sosok Umar Ibnu Alkhatab segera akan mengakhiri masa jabatannya sebagai Kepala Ombudsman RI Perwakilan Bali (2012-2022). Selama 10 tahun lamanya, kiprah Umar di Bali sangat berperan dalam membantu pemerintah dan pejabat di Bali dalam menuntaskan berbagai persoalan.

Umar kelahiran Flores Timur, NTT, 25 Juli 1969 ini akhirnya meluncurkan buku bertajuk ‘Kisah Seorang Pionir-Sepuluh Tahun Memandu Ombudsman Bali’, dengan latas buku berwarna hitam putih (poleng) dan bergambar wajah Umar mengenakan pakaian dan udeng khas Bali.

“Saya tidak melihat kepioniran Pak Umar ini hanya ketika dia menjabat sebagai Kepala Ombudsman, tapi jauh sebelum itu ketika beliau sudah menjadi dosen di Universitas Flores, Ende. Dijelaskan dalam buku ini, beliau dalam waktu singkat mampu menempati jabatan-jabatan penting di kampus setempat. Jadi saran saya, ketika mau revisi dan cetak ulang mungkin Pak Umar bisa membandingkan buku-buku autobiografi seperti Tan Malaka. Jadi bisa ada keleluasaan pembaca menentukan siapa sih Umar ini sebenarnya, setelah mereka selesai membaca,” ucap Wahyu Budi Nugroho, S.Sos., M.A., saat peluncuran dan bedah buku di Denpasar, Selasa (14/6/2022).

Baca juga:
Setahun Tak Diperbaiki, Jalan Provinsi Terus Makan Korban 

Wahyu menuturkan buku autobiografi yang objektif ini dan memenuhi etika naratif dalam menuangkan kisah Umar dan idealismenya sebagai kepala Ombudsman Bali selama 10 Tahun. Dibuku ini juga menuangkan banyak nama tokoh-tokoh di Bali, yang dapat dikonfirmasi terkait sosok Umar sendiri. 

Sosok Umar juga sebagai subjek strukturalis, dia taat terhadap struktur. Namun, kata Wahyu dalam era yang ‘sakit’ ini menjadi subjek yang strukturalis ini adalah revolusioner dan luar biasa.

“Pak Umar tidak malu mengakui dirinya kost di Denpasar, lalu mengakui gaji sebagai Kepala Ombudsman kecil, sampai makan di warung, dan beli motor bekas. Untuk membuat tulisan yang menyentuh dibutuhkan kejujuran, dan itu yang saya temukan di buku Pak Umar ini, kejujuran yang menyentuh,” imbuhnya.

Baca juga:
400 Warga Asal Kuta Utara Ditarget Ikuti Gebyar Vaksinasi Booster 

Disampaikan Prof. Dr. I Nengah Dasi Astawa menuturkan Umar Alkhatab  berada di berbagai sisi dan pribadinya memiliki ambisi luar biasa, meski tidak bersifat ambisius. Umar juga dinilai memiliki Prof. Dasi Astawa sebagai pribadi dengan idealisme langka. 

“Ketika Pak Umar berada di tengah-tengah lingkaran sebagai pemimpin yang harus mengevaluasi seluruh pelayanan publik karena tupoksinya di Ombudsman, sedangkan dulu hanya sebagai agen teori (dosen), sekarang di dunia praktis dan monitoring pelayanan publik. Maka Pak Umar memiliki idealisme langka, atau istilahnya mereka berbaur tetapi tidak larut, tahu dimana posisinya,” tegasnya.

Diutarakan wartawan Arnoldus Dhae, S.Fil., M.Th., bahwa ia mengenal Umar cukup lama dan suatu hari Umar mengatakan kepada Arnoldus bahwa tidak cukup hanya menjadi wartawan, tetapi  harus menjadi seorang penulis.

“Selama ini kan menulis, disebut Umar, menjadi penulis adalah saat dimana kita mempertegas ilmu yang sudah kita dapatkan. Umar mengucapkan lagi, barang siapa yang sudah mendapatkan ilmu dan tidak belajar lagi, dia menghianati ilmunya sendiri,” terang Arnoldus. 

Kepala Ombudsman RI Perwakilan Bali Umar Ibnu Alkhatab sekaligus almunis Fakultas Sastra Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta (angkatan 1991, tamat 1997), dan Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Program Pascasarjana UI Jakarta (angkatan 2000, tamat 2004) ini memberi apresiasi terhadap pembicara dan wartawan yang hadir dalam bedah bukunya.

“Dalam buku banyak kisah unik, khususnya pengalaman pribadi saya dengan masyarakat dan berbaur bersama mereka tanpa embel-embel sebagai seorang pejabat. Saya mengobrol banyak dengan masyarakat. Sebagai Ombudsman tentu banyak yang saya alami, saya gunakan cara persuasif dan komunikatif sehingga bisa diterima para penyelenggara pemerintah,” tandas Umar. 012

 

 


TAGS :