Peristiwa

Tidak Ada Toleransi Bagi Wisman Gunakan Narkoba di Bali

 Minggu, 19 Juni 2022 | Dibaca: 343 Pengunjung

Kepala BNN RI Komjen Pol. Dr. Drs. Petrus Reinhard Golose, MM., menekankan tidak ada toleransi bagi tamu mancanegara menggunakan narkoba di Bali, Minggu (19/6/2022).

www.mediabali.id, Badung. 

Keprihatinan atas penyalahgunaan narkoba di Indonesia, dimana kasus narkoba tidak saja menyasar kalangan elit, tetapi ke tingkat masyarakat bawah. Badan Narkotika Nasional Republik Indonesia (BNN RI) pun berupaya gencar menekan penyalahgunaan narkoba.

Sebelumnya, dipahami prevalensi merupakan proporsi dari populasi yang memiliki karakteristik tertentu dalam jangka waktu tertentu, atau dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) prevalensi adalah jumlah keseluruhan kasus penyakit yang terjadi dalam suatu waktu tertentu di suatu wilayah. Maka dalam data angka prevalensi narkoba tingkat nasional diprediksi mengalami peningkatan selama masa pandemi Covid-19 dari 1,8% naik menjadi 1,95%. 

“Diketahui bersama angka prevalensi drugs di Indonesia meningkat walaupun dalam suasana Covid-19, jadi dari 1,8% menjadi 1,95% atau naik 0,15%. Kami melakukan penanggulangan narkotika dengan soft power, dimana kita lakukan pencegahan, pemberdayaan, rehabilitasi, dan pemberantasan narkoba dengan bekerjasama,” terang Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) RI Komjen Pol. Dr. Drs. Petrus Reinhard Golose, MM., Minggu (19/6/2022), di sela-sela pembukaan acara Smash on Drugs International Table Tennis Championship 2022 di Auditorium Widya Sabha, Universitas Udayana, Bukit, Jimbaran, Bali Selatan. 

Dikatakan Komjen Pol. Reinhard Golose sekaligus alumni Akademi Kepolisian (1988) dan mantan Kapolda Bali (2016) ini bahwa prevalensi di tingkat dunia, Indonesia masih berada di bawah Negara-negara besar lainnya. Namun demikian, BNN RI tetap melakukan pengawasan dan antisipasi, terutama peningkatan hunian dari kasus narkoba di Lembaga Pemasyarakatan (Lapas). 

“Saat ini tingkat hunian di Lapas di Kota-kota besar, termasuk di Bali dan lainnya adalah lebih dari 70%. Jadi, kalau kita lihat prevalensi 1,8% naik menjadi 1,95%, maka hunian juga meningkat di Lapas. Tapi, jika kita melihat  prevalensi dibandingkan dengan dunia, itu kita masih di bawah. Namun, hal ini menjadi perhatian saya,” katanya didampingi Kepala BNNP Bali Brigjen Pol. Drs. Gde Sugianyar Dwi Putra, SH., M.Si. 

Pihaknya mengajak komponen masyarakat seluruh Bali untuk menjaga generasi muda dari tindakan kerjasama gembong narkoba Asia Tenggara dalam Golden Triangle (pusat produksi berbagai jenis narkoba atau metamfetamin-red). Komjen Pol. Reinhard Golose turut menekankan tidak ada toleransi terhadap narkotika dan para organisasi kriminal narkoba. 

“Saya tahu Bali tidak saja sebagai The Island of God tetapi juga The Island Zero Tolerance of Drugs, dari Bali kita nyatakan bersama bahwa kita tidak ada toleransi dengan narkotika. Kita ketahui bersama narkotika ini cenderung bekerjasama dengan organized crime dan transnational organized crime,” ucap mantan Direktur Penindakan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (2010). 

Spirit bersama masyarakat Bali dan Indonesia dalam berjuang memberantas narkotika, akan dipacu kembali dalam menyambut Hari Anti Narkotika Internasional (HANI) di Bali Nusa Dua Convention Centre (BNDCC) 27 Juni 2022. 

“Saya katakan The Island Zero Tolerance of Drugs, sehingga Bali tidak boleh menjadi destinasi bagi tamu mancanegara untuk menggunakan narkotika,” tutupnya. 012


TAGS :