Ajeg Bali

Melasti Kedasa Makekobok Nangluk Desa Prosesi Nunas Kedegdegan Jagat di Desa Pekraman Sema Agung 

 Minggu, 24 Maret 2024 | Dibaca: 1305 Pengunjung

www.mediabali.id, Klungkung. 

Purnama Kedasa adalah hari yang ditunggu-tunggu krama Desa Pekraman Sema Agung, Desa Tusan, Kecamatan Banjarangkan, Klungkung, Bali. 

Sebab di hari itu krama Desa Pekraman Sema Agung menggelar prosesi Melasti yang  terbilang unik. Jika prosesi Melasti pada umumnya dilakukan sebelum Hari Raya Nyepi, di Desa Pekraman ini, prosesi dilakukan tepat pada hari Purnama Kedasa yang biasa disebut Melasti Kedasa Makekobok Nangluk Desa.

Adapun rangkaian prosesi Melasti di Desa Pekraman Semaagung dimulai pukul 05.00 dan diikuti oleh seluruh krama Desa Pekraman dengan penuh suka cita menuju Pantai Tegal Besar, Desa Negari. 

Para laki-laki utamanya anak-anak dan remaja laki-laki Ngiring Melasti dengan menggunakan topi atau capil yang terbuat dari slepan lengkap membawa Kulkul dan semprong dari bambu. Iringan suara tek-tekan dari kulkul inilah yang mengiringi perjalanan Melasti. Tak lupa wajahnya juga dicoret dengan kapur dan arang.

Selain ngiring Pratima atau Sesuunan yang ada di Desa Pekraman Sema Agung prosesi Melasti ke Pantai atau segara untuk Makekobok, juga dilakukan Ngiring tiga Pakuluh (tempat tirta berupa bambu) sebagai simbol Kahyangan Tiga di Desa Pekraman Sema Agung serta arug dan pralingga berupa Ratu Lingsir yang berada di Pura Dalem Penyarikan dan dipusatkan di Pura Melanting setempat.

Jero Mangku Pura Dalem Penyarikan, Ketut Purna menjelaskan bahwa belum ada yang dapat memastikan sejak kapan tradisi itu berlangsung di Desa Pekraman Sema Agung karena memang sudah mendapati tradisi itu ada atau Napet. Bahkan babad ataupun purana yang menjelaskan tentang tradisi itu pun hingga saat ini belum ditemukan. 

“Tradisi ini sudah ada sejak jaman para penglingsir dulu, dan hingga saat ini tradisi ini masih berlangsung dan pasti kami laksanakan,” ujarnya. 

Lebih lanjut ia menuturkan jika setiap Purnama Kedasa maka akan digelar Melasti di Desa Pekraman Sema Agung yang diikuti oleh seluruh krama. Kemudian krama laki-laki umumnya yang masih anak-anak, remaja hingga pemuda akan Ngiring dengan membawa kulkul dan semprong dari bambu.

Kulkul inilah yang akan dibunyikan saat Ngiring atau tek-tekan sebagai symbol untuk Ngiring Ida Betara Makekobok ke Segara.

Alasan penggunaan kulkul dan semprong itu sendiri, tidak ketahui pasti olehnya karena memang merupakan tradisi turun temurun.

"Apakah karena zaman dulu tidak ada gong atau bagaimana, kami tidak tahu pasti. Hanya saja setelah memiliki gong, kulkul dan semprong itu tetap kami gunakan karena memang sudah tradisi sejak dulu,” imbuhnya.

Adapun tujuan dari pelaksanaan Melasti Kedasa Makekobok Nangluk Desa ini adalah untuk melakukan penyucian terhadap Pakuluh, Pralingga dan Arug yang tedun sebagai pelinggihan Ida Betara serta memohon kadegdegan jagat khususnya di Desa Pekraman Sema Agung.

“Selain untuk kesucian lingkungan desa, juga untuk kesucian jasmani dan rohani masyarakat Desa Pekraman Sema Agung,” tegasnya.

Lebih lanjut, Jero Mangku Purna menuturkan jika menurut cerita turun temurun yang dipercaya warga Desa Pekraman Semaagung, pada jaman dulu bahkan saat Ngiring Melasti, bukan capil dari slepan yang digunakan, melainkan kukusan. Para lelaki juga bertelanjang dada dan menghiasi wajah dan badan mereka dengan kapur dan arang.

Ia pun menambahkan jika setelah selesai Ida Betara Makekobok di Segara, maka selanjutnya iringan Ida Betara akan meajar-ajar nyatur desa dengan berkeliling keempat arah penjuru desa untuk Nyuryanin Jagat atau Macecingak yang bertujuan untuk memberikan Kedegdegan jagat diseluruh penjuru Desa Pekraman Sema Agung.

Selanjutnya, Ida Betara Khayangan Tiga Desa akan Nyejer di Pura Melanting selama tiga hari sebelum dilakukan Penyineban yang diakhiri di Pura Dalem Penyarikan untuk nunas tirta Pakuluh sebagai tahapan akhir proses Melasti Purnama Kedasa di Desa Pekraman Sema Agung. 

“Dimana tirta tersebut hanya akan ditunas pada saat Penyineban di Pura Dalem Penyarikan dan dipercaya dapat memberikan kesucian dan keharmonisan dan masyarakat,” tandasnya. 007


TAGS :