Pendidikan

WSFI 2023 Dibuka Semarak di Nusa Dua Bali, Tekankan Inovasi Pendidikan dan Riset Melalui Sinergi Ilmuwan Domestik serta Diaspora Akademisi

 Senin, 13 November 2023 | Dibaca: 299 Pengunjung

Penyelenggaraan WSFI 2023 di Nusa Dua, Kabupaten Badung, Bali, sukses dibuka dengan melibatkan akademisi dalam dan ilmuwan diaspora. Diharapkan mampu saling bertukar pikiran untuk kemajuan bangsa Indonesia, Senin (13/11/2023) malam.

www.mediabali.id, Badung. 

Semarak kedatangan para akademisi Perguruan Tinggi (PT) Indonesia, termasuk ilmuan diaspora Indonesia dari seluruh dunia tiba di Bali, guna mengikuti gelaran World Scientific Forum of Indonesia (WSFI) 2023 di Grand Hyatt Hotel Nusa Dua, Kabupaten Badung Bali, mulai tanggal 13-16 November 2023. 

Menariknya, tampak dari antusias para peserta WSFI 2023, di mana dalam forum ilmiah yang diselenggarakan mereka berkolaborasi dan bersinergi antara ilmuwan domestik dan diaspora. Dari itu, diharapkan mampu memperkuat ekosistem akademik dan riset yang berkelanjutan di perguruan tinggi Indonesia.

Melalui tema diusung, 'Sinergi Akademis Menuju Indonesia Emas', forum terkait diharapkan mampu mengupayakan capaian ambisi Indonesia menjadi pusat pendidikan, teknologi, dan peradaban global.

Selain itu, forum ini juga selaras dengan implementasi kebijakan Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) untuk membangun sumber daya manusia yang berkualitas dan berdaya saing global. Ke depan melalui ajang ini diharapkan mampu mendorong implementasi inisiatif kebijakan MBKM melalui kemitraan industri dan akademisi.

Ditegaskan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Nadiem Makarim bahwa kunci inovasi adalah kolaborasi. 

Ia mencermati apabila pada empat tahun terakhir, kebijakan Merdeka Belajar Kampus Merdeka dinilai telah membuktikan bahwa transformasi pendidikan tinggi dapat diakselerasi oleh perguruan tinggi melalui kolaborasi.

Disebutkan Nadiem, lebih dari 760 ribu mahasiswa telah mengikuti kegiatan MBKM, mulai dari magang, studi independen, pertukaran pelajar, mengajar di sekolah, wirausaha, riset, dan proyek sosial. 

Bahkan, lebih dari dua ribu kolaborasi riset dan inovasi antara perguruan tinggi dan industri berhasil terjalin melalui platform Kedaireka, yang didukung dengan skema pendanaan Matching Fund (Dana Padanan). 

“Perkembangan ekosistem akademik dan riset ini harus kita tingkatkan melalui kolaborasi yang lebih erat antara civitas akademika dengan periset serta ilmuwan yang ada di dalam negeri maupun di luar negeri,” terang sambutan secara daring oleh Nadiem.

Oleh sebab itu, Nadiem pun mengharapkan dengan terselenggaranya WSFI mampu menjadi momentum untuk menguatkan kolaborasi, khususnya terhadap kemajuan bagi Indonesia kedepannya.

“Melalui semangat gotong royong, mari kita terus bergerak serentak melanjutkan gerakan Merdeka Belajar Kampus Merdeka,” bebernya.

Pelaksana tugas Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi Nizam menuturkan bahwa saat ini perguruan tinggi tidak bisa berjalan sendiri untuk berinovasi. Karena itulah, perguruan tinggi wajib berkolaborasi dengan para mintra, seperti dunia usaha, duni industri, pemerintah daerah, dan masyarakat.

“Hanya melalui kolaborasi, perguruan tinggi dapat melahirkan inovasi. Jika jalan sendiri-sendiri, maka tidak akan sampai ke tujuan,” ucap Nizam. 

Lebih lanjut, Nizam berharap adanya forum ini, para akademisi, pimpinan perguruan tinggi dan para ilmuwan diaspora Indonesia mampu berkreativitas, saling bertukar ide pikiran, dan membangun kolaborasi jangka panjang.

“Tentu kita harapkan kolaborasi dapat semakin erat untuk mengembangkan inovasi di masa depan,” katanya tegas.

Untuk diketahui, WSFI adalah evolusi dari Simposium Cendekia Kelas Dunia (SCKD) yang dilaksanakan sejak Tahun 2016 dan telah menginisiasi upaya kolaborasi dengan para ilmuwan diaspora Indonesia di seluruh dunia di bawah payung program Visiting World Class Professor.

Program tersebut telah memberikan dampak yang signifikan bagi Indonesia dalam hal peningkatan jumlah publikasi internasional bersama, kemitraan akademik dan penelitian antara lembaga-lembaga Indonesia dan lembaga-lembaga luar negeri yang berafiliasi dengan diaspora Indonesia, dan jaringan akademik yang membuka peluang pendanaan penelitian.

Beberapa kisah sukses yang menghasilkan proyek-proyek trans-nasional antara lain Garuda Research and Academic of Excellence (Garuda Ace), Proyek Riset Produktif Mandatori bertema UK-Indonesia Consortium for Interdisciplinary Sciences (RISPRO-UKICIS) dan Partnership in Research Indonesia and Melbourne (RISPRO-PRIME), yang mendapat dukungan dana dari Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP).

Dihadiri sebanyak kurang lebih 300 peserta, WSFI 2023 diharapkan dapat melahirkan kisah-kisah sukses lainnya yang melibatkan kolaborasi antara ilmuwan diaspora Indonesia, akademisi dalam negeri, dan pelaku industri. 012

 


TAGS :