Sosial

Perwakilan BKKBN Bali Lakukan Penguatan Pokja Bangga Kencana

 Rabu, 09 November 2022 | Dibaca: 298 Pengunjung

Pengembangan Bahan Pembinaan kelompok Bangga Kencana dan Sosialisasi Siperindu Tahun 2022 di Denpasar, Selasa (8/11/2022).

www.mediabali.id, Denpasar. 

Media Bali – Perwakilan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Provinsi Bali melakukan penguatan Kelompok Kerja Program Pembangunan Keluarga, Kependudukan, dan Keluarga Berencana (Pokja Bangga Kencana) di Provinsi Bali. Penguatan melalui pembinaan tersebut diharapkan dapat mendukung program pembangunan keluarga secara sinergis dari tingkat pusat hingga kabupaten/kota.

Kepala Perwakilan BKKBN Bali, Ni Luh Gede Sukardiasih, mengatakan Pokja Bangga Kencana hadir sebagai bentuk dukungan dari berbagai sektor yang berkepentingan dalam mewujudkan arah pembangunan pemerintah dengan mendukung isu-isu strategis dalam pembangunan wawasan kependudukan. “Selain Pokja Bangga Kencana, BKKBN juga memantau potensi atau masalah kependudukan yang timbul baik bersifat segera maupun yang akan datang akibat situasi kependudukan serta kebijakan pengendalian penduduk yang sedang dilaksanakan kepada masyarakat dan pemangku kepentingan di bidang pembangunan kependudukan,” katanya ketika membuka kegiatan Pengembangan Bahan Pembinaan kelompok Bangga Kencana dan Sosialisasi Siperindu Tahun 2022 di Denpasar, Selasa (8/11/2022).

Baca juga:
Kapolri dan Panglima TNI Pantau Kesiapan Pasukan di KTT G20  

Menurutnya pedoman pengelolaan peringatan dini pengendalian penduduk sangat diperlukan dalam upaya melakukan intervensi potensi dan permasalahan pengendalian penduduk serta meningkatkan pengetahuanm sikap, dan prilaku masyarakat pada program pengendalian penduduk.

Ia menjelaskan, ada 21 indikator dalam Sistem Peringatan Dini Pengendalian Penduduk (Siperindu). Indikator tersebut antara lain indeks pembangunan keluarga, angka fertilitas total, angka kematian bayi, angka harapan hidup saat lahir, angka migrasi bersih, dan pertumbuhan penduduk.

Selanjutnya ada persentase usia 0 s.d. 14 tahun, persentase usia 15 s.d. 64 tahun, persentase di atas 65 tahun, tipologi bonus demografi, dan rasio ketergantungan umur. “Ada juga rasio jenis kelamin, angka urbanisasi, kepadatan penduduk, angka prevalensi kontrasepsi, kebutuhan layanan kontrasepsi tidak terpenuhi (unmeet need), penggunaan MKJP, ASFR 15 s.d. 19, indeks perkawinan, indeks menyusui, serta indeks evektivitas,” jelasnya.

Baca juga:
Kawal KTT G20, Operasi Puri Agung 2022 Mulai 8-17 November 2022  

Meskipun ada 21 indikator terkait Siperindu, namun di Bali rata-rata hanya memasukkan hanya enam indikator, yakni angka fertilitas total, angka kematian bayi, persentase usia 0 s.d. 14 tahun, persentase 15 s.d. 64 tahun, persentase usia di atas 65 tahun, dan rasio jenis kelamin. “Maka dari itu, perlu untuk peningkatan dalam pelaporan indikator lainnya,” kata dia.

Sukardiasih pun mengajak para peserta yang berasal di kabupaten/kota itu dapat meningkatkan komitmen dan kerja sama. “Harapannya dapat mempercepat penggarapan Program Bangga Kencana ini,” kata Sukardiasih. 005


TAGS :