Target mencapai 80% atas penanganan vaksinasi hingga akhir Oktober 2022, dilakukan oleh Kepala BPBD Provinsi Bali I Made Rentin bersama-sama tim reaksi cepat dari Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Bali, Bidang Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Bali, beserta seluruh Kabupaten se-Bali terkait lainnya.

Rentin memaparkan di hadapan sejumlah tim pertanian Australia, bilamana penguatan atas Bio Security dengan instan, terkait untuk pembebasan Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) di Provinsi Bali.

"Kami dari BPBD Provinsi Bali membentuk tim reaksi cepat dan sudah turun ke beberapa daerah berbasis kecamatan untuk melakukan destinasi penyemprotan terhadap hewan dan ternak warga. Hal ini rutin kami lakukan agar tidak terjadi pengembangan drastis terhadap PMK pada hewan ternak," ucap Rentin, Rabu (5/10/2022) di ruang Pusdalops.

Bagi Rentin langkah nyata percepatan penambahan vaksinator untuk membagi tugas-tugas bersama dinas terkait, balai karantina, dan juga dinas pertanian untuk melaksanakan proses bio security.

"Jadi pengawasan terhadap pintu masuk di Bali, baik itu Pelabuhan Gilimanuk, Pelabuhan Padangbai, Pelabuhan Benoa, dan Bandara Internasional Ngurah Rai juga menjadi prioritas utama," ungkap Rentin.

Kemudian balai karantina pertanian sebagai referensi dari Kementerian Pertanian, di mana sesuai arahan Menkomarves haruslah menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari angkasa pura dan otoritas bandara.

"Oleh sebab itu, menjadi tugas penting bersama untuk memutuskan perkembangan PMK pada Hewan Rentan PMK (HRP)," katanya.

Untuk diketahui data terhimpun antara lain, Bali dengan jumlah ternak sapi, kerbau, kambing, dan babi sebanyak 858.971 populasi, sekaligus sudah mendapatkan vaksinasi sebanyak 194.032 atau rata rata 6.468 ekor per hari.

"Jadi atas semakin banyaknya vaksinator tambahan, maka penanganan hewan rentan PMK HRP akan lebih cepat tertangani dan ditanggulangi," pungkas Rentin. 012