Ekonomi

Sistem Pembayaran Secara Digitalisasi, Percepat Pemulihan Ekonomi Masyarakat

 Rabu, 13 Juli 2022 | Dibaca: 299 Pengunjung

BI dan FEKDI Tahun 2022, jadikan Presidensi sebagai momentum pemulihan ekonomi lewat digitalisasi sistem pembayaran, akselerasi ekonomi digital, dan ekosistem keuangan yang terintegrasi di tanah air, Rabu (13/7/2022).

www.mediabali.id, Badung. 

Situasi Pandemi Covid-19 menghadirkan momentum dalam mengadopsi, mempercepat digitalisasi, serta memanfaatkannya ke dalam transaksi sekaligus aktivitas ekonomi masyarakat.

Maka melalui Presidensi G20 adalah momentum untuk pulih bersama, dimana perlu disokong oleh tulang punggung perekonomian, yaitu sistem pembayaran.

Keberadaan digitalisasi sistem pembayaran Indonesia, yang didukung inisiatif Blue Print Sistem Pembayaran (BSPI 2025), sebagai game changer dalam memulihkan dan membangun ekonomi yang berkelanjutan sehingga manfaatnya dapat dirasakan terhadap setiap lapisan masyarakat. Selanjutnya, sinergi yang disertai dengan inisiatif Fintech maupun pelaku keuangan digital lokal dibutuhkan untuk mendorong ekonomi yang berkelanjutan di tanah air. 

Tiga inisiatif pembayaran digital BI bersama industri nasional sebagai tindak lanjut BSPI 2025, antara lain: QRIS, BI-FAST, dan SNAP, telah menjadi langkah penting terhadap perluasan akses pembayaran untuk seluruh masyarakat. Upaya dalam melangkah ke depan, BI menghadirkan tiga komitmen untuk mengakselerasi ekonomi digital dan ekosistem keuangan yang terintegrasi. 

“Pertama, reformasi regulasi untuk mempercepat konsolidasi atas industri pembayaran yang sehat, kompetitif dan inovatif. Kedua, mengembangkan infrastruktur pembayaran yang sarat akan interoperabilitas, interkoneksi, dan integrasi. Ketiga, mengembangkan praktik pasar yang aman, efisien, dan seimbang,” papar Deputi Gubernur BI Aida S. Budiman, disela-sela seminar ‘Synergy for Inclusive and Sustainable Economic Growth’, yang merupakan rangkaian Kementerian Perekonomian ke dalam Festival Ekonomi Keuangan Digital Indonesia (FEKDI) hari ketiga sebagai side event rangkaian G20 Finance Track: Finance and Central Bank Deputies (FCBD) and 3rd Finance Ministers and Central Bank Governors Meeting (FMCBG) di Nusa Dua, Bali Selatan, Rabu (13/7/2022).

Deputi Gubernur Aida menambahkan dua hal pokok mengenai digitalisasi yang inklusif dan berkelanjutan. Pertama, digitalisasi telah memungkinkan masyarakat untuk memiliki kegiatan ekonomi yang lebih inklusif dan berkelanjutan. “Jadi, manfaatnya bersifat luas bagi semua orang, bagi masyarakat umum, maupun mengurangi ketimpangan. Dan Kedua, sinergi serta kolaborasi antara otoritas dan industri menjadi kuncinya di dalam memetik manfaat dari ekosistem dan keuangan digital,” tandasnya.

Hal penting lainnya, turut mengemuka diskusi yang membahas akselerasi inovasi digital melalui integrasi pembayaran yang menghadirkan perwakilan asosiasi dan para pelaku ekonomi digital, yakni: Ketua Komite Open Banking, Timothy Utama, Ketua Perhimpunan Bank-bank Internasional Indonesia (PERBINA), Batara Sianturi, CEO Dana, Vincent Iswara, dan Co Founder Tokopedia, Leontinus Alpha. 

Selain itu dibahas pula inisiatif pembayaran digital yang mendukung ekonomi berkelanjutan, yang menghadirkan, Kepala Sistem Pembayaran Asosiasi Fintech Indonesia (AFTECH), Dina Artarini, Sekretaris Jenderal Asosiasi Sistem Pembayaran Indonesia (ASPI), Handayani, Wakil Ketua KADIN Bidang Pengembangan Keuangan Digital, Budi Gandasoebrata, Perwakilan Financial Institutions Group Asia, Miguel Angel Soriano, dan Perwakilan dari ISEI, Hendri Saparini. Kedua sesi dimoderatori oleh Kania Sutisnawinata dan Deddy Corbuzier. 012


TAGS :