Sosial

Gejolak Konflik Sosial Sirna Melalui Solidaritas dan Toleransi di Masyarakat

 Kamis, 21 Juli 2022 | Dibaca: 610 Pengunjung

TNI tingkatkan toleransi dan solidaritas dalam diskusi bertajuk; ‘Peran Seluruh Komponen Masyarakat, Dalam Mencegah Konflik Sosial’, di Dharma Negara Alaya (DNA) & Creative Hub, Kamis (21/7/2022).

www.mediabali.id, Denpasar. 

Gejolak konflik sosial dicegah aparat TNI/Polri bersama masyarakat dan kalangan generasi muda, dengan menjaga solidaritas di Kota Denpasar. 

Selain itu, konflik sosial dicegah jangan sampai meluas, sebab di bulan November 2022 di Bali akan diselenggarakan perhelatan besar, yaitu Presidensial G20 dengan dihadiri 39 kepala negara dan delegasinya. Maka saat ini banyak perwakilan dari berbagai negara telah datang dalam mempersiapkan kegiatannya di Nusa Dua. 

“Upaya demi mewujudkan kondusifitas, seluruh komponen aparat TNI-Polri, pemerintah daerah, tokoh agama, dan masyarakat bersatu menjaga keamanan serta kenyamanan yang sudah terwujud dengan baik lewat konsep Tri Hita Karana. Tanpa kerukunan dan kekompakan maka dapat menghambat perekonomian kita di Bali,” ucap Pamen Ahli Bid. Hukum dan Humaniter Sahli Pangdam IX/Udayana Kolonel Kav. Joni Harianto Gulo, S.IP., dalam sambutan yang mewakili Pangdam IX/Udayana, Kamis (21/7/2022) di Dharma Negara Alaya (DNA) & Creative Hub, di Jalan Mulawarman, Denpasar. 

Acara pembinaan dan komunikasi ini bertajuk; ‘Peran Seluruh Komponen Masyarakat, Dalam Mencegah Konflik Sosial’, dan digelar dalam lingkup wilayah Kodam IX/Udayana, Korem 163/WiraSatya, dan Kodim 1611/Badung. Dimana menekankan keberadaan Bali selama ini dengan kerukunannya telah terjaga baik bersama tokoh adat, agama, dan masyarakat luas. Maka upaya melestarikan kerukunan dari konflik sosial, wajib dijaga secara baik. 

Waasintel Kasad Bid. Jemen Intel Brigjen TNI Antoninho Rangel Da Silva, S.I.P., M.Han., selaku narasumber pertama menilai konflik sosial dapat terjadi akibat dampak satu dan lainnya tidak menghargai individu. Ia menekankan rasa toleransi dalam tema; ‘Pemantapan Nilai-nilai Wawasan Kebangsaan dalam Rangka Mencegah Konflik Sosial’.

“Bali akan menjadi barometer untuk Indonesia dan dunia, Bali rumah kita bersama, dan kita tersenyum untuk siapa saja yang datang ke rumah kita,” ujarnya.

Ia berharap masyarakat menjaga toleransi antara satu dan lainnya saling menghargai dan tidak ada yang merasa paling hebat sendirian. Maka demikian, kedepannya Bali dan Indonesia akan senantiasa menjadi damai.

“Maka Bali menjadi barometer bagi seluruh Indonesia. Daerah paling aman di dunia ada di Bali. Teman saya bule dari Swiss mabuk Pukul 02.00 Wita di Kuta, pulangnya diantar Pak Nyoman naik taksi, sampai hotel dan teman saya tidur dengan pulas karena mabuk berat. Besoknya sopir ini datang ke hotel untuk menagih uang bayar taksi. Padahal uang di kantong celana teman saya bule, lebih dari Rp20 Juta, itu tidak hilang (tidak dicuri). Tapi kalau di negara lain tinggal dompet saja. Ini bukti kita miliki rasa toleransi tinggi di Bali,” tegasnya. 

Dandim 1611/Badung Kolonel Infantri Dody Triyo Hadi mewakili Pangdam IX/Udayana Mayjen TNI Sonny Aprianto dan Danrem 163/WiraSatya Brigjen TNI Choirul Anam bahwa diskusi ini memperkuat rasa persatuan kesatuan dan kondusifitas di kalangan generasi muda Bali, termasuk koordinasi di TNI-Polri.  

“Saya berharap kegiatan ini mampu mengantisipasi ancaman dan gangguan keamanan. Mari kita tingkatkan kewaspadaan dini bersama masyarakat dan pemerintah, perkuat lagi rasa toleransi dan persatuan kesatuan,” paparnya tegas. 

Sementara itu, Guru Besar Universitas Warmadewa (Unwar) Prof. Dr. Wayan Wesana Astara, SH., MH., menerangkan atas hukum dan nilai sosial budaya sebagai the living law dan the living culture, dimana hukum sebagai kaidah sosial cerminan dari nilai yang berlaku dalam masyarakat. 

“Bali memiliki keunikan agama, adat, dan kebudayaannya untuk NKRI. Kita perhatikan Bali memang dulu ada pertentangan kasta, tapi itulah dinamika. Kini Bali semakin berkembang terutama masyarakatnya, dimana hukum yang hidup di masyarakat (hukum adat), budaya dan norma kaidah untuk mencegah konflik sosial,” tegasnya disaksikan perwakilan kalangan mahasiswa-mahasiswi dan organisasi masyarakat (ormas) di Bali. 

Kabid Kewaspadaan Nasional dan Penanganan Konflik Daerah Kesbangpol Prov. Bali, I Nyoman Cahayawati, SE., M.Si., menegaskan masyarakat Bali selalu menjalin rasa kebersamaan dan menghindari konflik sosial. Pemerintah dan masyarakat pun berusaha dengan mempertahankan nilai-nilai budaya.

"Pemerintah bersama masyarakat berusaha dengan cepat mencegah konflik, sebab konflik sosial adalah tanggung jawab moral dan supaya tidak sampai meluas,” tandasnya. 012


TAGS :