Peristiwa

BNN RI Tekankan Rehabilitasi dan Cegah Narkoba Masuk Lapas

 Sabtu, 24 Juni 2023 | Dibaca: 217 Pengunjung

Kepala BNN RI Komjen Pol. Petrus Reinhard Golose, tekankan pencegahan dan rehabilitasi narkoba pada penutupan Shooting Against Drugs memperingati HANI di PRG Sport Centre & Museum, Sabtu (24/6/2023).

www.mediabali.id, Gianyar. 

Peredaran Narkotika, Psikotropika, dan obat-obatan terlarang (Narkoba) di Provinsi Bali, menjadi perhatian serius Badan Narkotika Nasional Republik Indonesia (BNN RI).

Tindakan terhadap individu pecandu narkoba dapat dihilangkan dengan rehabilitasi. BNN RI melalui melalui Pencegahan dan Pemberantasan, Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkotika (P4GN) menjadi salah satu upaya represif (penindakan), sekaligus sebagai upaya terakhir dalam memberantas penyalahgunaan narkoba, khususnya individu yang diduga menggunakan, menyimpan, dan menjual narkoba.

"Jadi, kalau ini banyak yang disembunyikan (catatan meningggal karena narkoba-red), tetapi hampir sekarang ini bisa ditekan. Namun, untuk rehabilitasi banyak yang kita lakukan di BNN RI selama setahun terakhir," kata Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) RI Komjen Pol. Dr. Drs. Petrus Reinhard Golose, MM., di sela-sela penutupan Shooting Against Drugs yang digelar 23-24 Juni 2023 dengan Piala Praja Raksa Gurnita, memperingati Hari Anti Narkotika Internasional (HANI) di Prakasa Rucira Garjita (PRG) Sport Centre & Museum Penanggulangan Terorisme, Sabtu (24/6/2023).

Salah satu disinggung adalah narapidana kasus narkoba yang menjalani proses hukuman seumur hidupnya atau hukuman mati di Lapas. Selain dihinggapi rasa bosan di dalam Lapas, narapidana tersebut diduga masih berniat 'nakal', untuk memperoleh barang haram tersebut.

"Jadi di Lapas itu mereka banyak yang sudah mengalami (proses) hukuman mati dan hukuman penjara seumur hidup. Sehingga, mereka tetap berusaha mengelabui petugas Lapas, dengan cara-caranya sendiri untuk mengontrol (narkoba)," ucapnya.

Kontrol terhadap narapidana pun harus dilakukan berbagai pihak, termasuk BNN RI, petugas Lapas, aparat kepolisian, hingga masyarakat. Upaya pencegahan penyalahgunaan narkoba untuk mengurangi permintaan dan kebutuhan gelap narkoba.

"Karena itulah, kita bekerja sama dengan Lapas. Kalau ada petugas Lapas yang terlibat, kita juga lakukan penindakan dan tentunya lewat koordinasi. Rata-rata sekarang yang masuk ke dalam Lapas, itu sekitar 60% sampai 70%, walaupun secara nasional itu bisa kita tekan. Tetapi, di daerah-daerah itu masih lebih tinggi, khususnya narkotika dibandingkan tindak pidana yang lainnya," tegas Reinhard Golose, lulusan Akademi Kepolisian (Akpol) Tahun 1988 serta Perguruan Tinggi Ilmu Kepolisian (PTIK) Tahun 1998 ini.

Selanjutnya, Reinhard Golose yang di saat Tahun 2005 didaulat menjadi Wakadensus 88 Antiteror Polda Metro Jaya. Dia terlibat kala unit tersebut melumpuhkan gembong teroris Dr. Azahari di Batu, Malang.

Saat ini, Petrus Golose pun sebagai Kepala BNN RI sejak 23 Desember 2020. Dia menegaskan kembali bahwa terkait keputusan eksekusi di Kejaksaan Agung. "Keputusan eksekusi bukan di Kepala BNN, itu ada di Kejaksaan Agung," tegasnya. 

CEGAH DINI TOC
Penanganan kejahatan transnasional terorganisasi atau Transnational Organized Crime (TOC) narkoba bersifat lintas batas negara, memiliki berbagai unsur menyangkut dua negara atau lebih.

Tidak saja TOC narkoba, tetapi ada kejahatan transnasional seperti money laundry, korupsi, illegal fishing, human trafficking, piracy, the animal smugglers, kejahatan dunia maya, hingga terorisme.

Reinhard Golose tidak menampik di Bali, masih banyak oknum warga masyarakat Bali yang terlibat peredaran atau pengguna narkoba.

"Pesan terkait event menembak (Shooting Against Drugs 2023) ini kepada para pengguna narkoba. Saya berulang kali mengatakan bahwa orang Bali, yang masuk ke dalam Lapas masih termasuk sangat tinggi. BNN bersama stakeholder berperan menekan, tidak saja di Bali tetapi daerah lainnya," tegasnya, sembari mengungkapkan dalam waktu dekat akan digelar kembali puncak peringatan HANI di Bali Selatan, tujuannya untuk mendeklarasikan perang terhadap narkotika secara bersama-sama.

Dikatakan Reinhard Golose bahwa metamfetamin atau sabu-sabu adalah jenis narkoba stimulan yang sangat membuat ketagihan individu. Oleh karena itu, di Indonesia bukan saja metamfetamin yang beredar, tetapi jenis-jenis narkoba lainnya.

"Di Bali Transnational Organized Crime bukan saja di Indonesia (berbagai negara-red), di mana kita ketahui banyak metamfetamin, heroin, hingga kokain yang masuk. Sehingga karena itulah kita perlu bekerja sama. Saya mencintai Pulau Bali ini dan tidak mau pulau ini tercemar karena narkotika. Kalau masih begitu (individu pakai dan mengedarkan narkoba), mereka akan berhadapan dengan BNN RI," tandasnya. 012

 


TAGS :