Ekonomi

BI Dorong Kebijakan Pemulihan dan Program Transformasi Ekonomi, Pertumbuhan Triwulan I 2023 Tercatat 6,04% 

 Senin, 08 Mei 2023 | Dibaca: 275 Pengunjung

Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali Trisno Nugroho

www.mediabali.id, Denpasar. 

Ekonomi Bali di triwulan I 2023 masih tumbuh tinggi sebesar 6,04% (yoy), meskipun melandai dibandingkan triwulan sebelumnya yang mencapai 6,61% (yoy) berdasarkan atas data Badan Pusat Statistik (BPS).

Mengenai pertumbuhan ekonomi Bali triwulan I 2023, di mana ditopang pertumbuhan yang cukup tinggi 3 dari 5 lapangan usaha (LU) utama Bali, yaitu LU penyediaan akomodasi dan makan minum (Akmamin), LU Transportasi, dan LU Perdagangan. 

"Pantauan Survei Kegiatan Dunia Usaha (SKDU) Bank Indonesia, yang menunjukkan adanya penurunan aktivitas sektor terkait pariwisata, khususnya LU Akmamin dibandingkan triwulan IV 2022 sejalan dengan liburan akhir tahun dan berbagai pelaksanaan event KTT G20," ucap Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi Bali Trisno Nugroho, Senin (8/5/2023).

Kemudian terhadap LU Pertanian dan LU Konstruksi mengalami kontraksi, hal itu dipicu kondisi iklim yang kurang mendukung kegiatan pertanian dan menurunnya aktivitas konstruksi dibandingkan periode sebelumnya.

"Jadi pertumbuhan LU Akmamin cukup tinggi, didorong oleh terjaganya kunjungan wisatawan mancanegara pada triwulan I 2023, seiring terus bertambahnya jumlah dan frekuensi penerbangan maskapai internasional yang membuka rute direct flight ke Bali," ucap Trisno.

Dari itu pula, LU pertanian mendapat kontraksi atas pengaruh turunnya produksi tanaman pangan dan tangkapan laut. Sedangkan kontraksi pada LU konstruksi, disebabkan oleh telah selesainya sejumlah proyek pembangunan infrastruktur utama yang didorong untuk rampung sebelum pelaksanaan Presidential Summit KTT G20 pada November 2022. 

"Survei Liaison Bank Indonesia juga menunjukkan bahwa kondisi investasi pada triwulan I 2023 mengalami penurunan dari 1,58 pada triwulan IV 2022 menjadi 1,10 pada triwulan I 2023 atau turun 0,15 basis point, sehingga turut mengonfirmasi terjadinya pelemahan pada LU konstruksi," terangnya.

Dari sisi pengeluaran, konsumsi rumah tangga tumbuh menguat seiring meningkatnya optimisme atas kondisi ekonomi, perayaan hari besar keagamaan, peningkatan penyerapan tenaga kerja dan berkurangnya pengangguran. 

Kenaikan konsumsi pemerintah turut sejalan dengan peningkatan realisasi belanja pegawai, belanja barang jasa, serta belanja bantuan sosial pemerintah. 

Di lain sisi, Pembentukan Modal Tetap Domestik Bruto (PMTB) yang mengalami kontraksi sebesar -0,76% (yoy), akibat telah selesainya sejumlah proyek infrastruktur utama nasional pada triwulan IV 2022. 

Hal ini sejalan dengan hasil survei konsumen Bank Indonesia sepanjang triwulan I 2023, di mana baik dari sisi Indeks Keyakinan Konsumen (IKK), Indeks Kondisi Ekonomi (IKE), maupun Indeks Ekspektasi Konsumen (IEK) rata-rata triwulan I 2023 mengalami penurunan dibandingkan triwulan IV 2022. 

"Terhadap IKK mengalami penurunan dari 137,67 menjadi 124,67 pada triwulan I 2023, kemudian IKE mengalami penurunan dari 133,89 menjadi 114,21 pada triwulan I 2023, dan IEK mengalami penurunan dari 141,44 menjadi 135,13 pada triwulan I 2023," kata Trisno.

Berikutnya, Bank Indonesia akan memprakirakan mengenai pertumbuhan ekonomi Bali pada triwulan II 2023 masih tetap tinggi, walau melandai dibandingkan triwulan I 2023 akibat masih terbatasnya kegiatan investasi dan faktor base effect pemulihan ekonomi Bali pada triwulan II 2022.

"Perlambatan ekonomi berpotensi tertahan seiring dengan lonjakan wisatawan nusantara pada liburan Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN) Idul Fitri, dan tren peningkatan jumlah wisawatan mancanegara yang masih berlanjut. Selain itu, musim panen padi dan hortikultura juga berpotensi mendorong pertumbuhan pada triwulan II 2023," pungkasnya. 012


TAGS :