Ajeg Bali

Komunitas Maha Rupa Batukaru Tabanan Gelar Pameran di Griya Santrian

 Kamis, 14 September 2023 | Dibaca: 456 Pengunjung

Karya-karya lukis dan patung dihasilkan oleh Komunitas Maha Rupa Batukaru Tabanan, dengan mengambil tempat di Griya Santrian Gallery di Jalan Danau Tamblingan No. 47, Sanur, Bali Selatan, Kamis (14/9/2023).

www.mediabali.id, Denpasar. 

Komunitas Maha Rupa Batukaru, kembali menunjukkan pameran lukisan dan patung teranyar dengan tema bertajuk 'Pesan dari Barat'. Para perupa Tabanan yang biasanya menggelar pameran di Tabanan, kali mereka tampilkan di Griya Santrian Gallery di Jalan Danau Tamblingan No. 47, Sanur, Bali.

Ada sebanyak 27 perupa yang ikut dalam pameran ini, di antaranya: Wayan Sunadi 'Doel', Nyoman Wijaya, Wayan Santrayana, Kadek Dedy Sumantra Yasa, Nyoman Aptika, Made Gunawan, Ketut Boping Suryadi, Made Astika, Putu Suhartawan, Wayan Suastama, Putu Adi Sweca, Made Kenak D.A., Ketut Mastrum, Ketut Suadnyana, Made Wahyu Senayadi, Wayan Naya, Nyoman Ari Winata, I.G. Nyoman Winartha, Luh Gede Widiya, Wayan Susana, Wayan Sukarma, IG Putu Yogi Jana P, Made Sutarjaya, Komang Kanta, Made Subrata, Ketut Murtayasa, dan Luh Gde Fridayani.

Nyoman Wijaya salah satu perupa mengatakan apabila ini pertama kali perupa Tabanan mengadakan pameran ke luar dari Kota Tabanan, rencana untuk pameran sejatinya sudah setahun lebih Wijaya koordinasikan dengan Dollar Astawa dari Grya Santrian.

"Melalui berbagai diskusi, kami lalu mengambil tema 'Pesan dari Barat'. Ini karena sebagai komunitas Maha Rupa Batukaru, sebagai salah satu sentra seni rupa. Sedangan di Sanur, dikenal sebagai basis-basis seniman yang terkenal seperti di Museum Le Mayeur," ujar Wijaya, Kamis (14/9/2023).

Menembus ruang publik yang lebih luas menjadi harapan Wijaya dan kawan-kawan perupa lainnya. Mengenalkan kembali Tabanan dalam bentuk lukisan, sekaligus memberikan edukasi bahwa alam seperti sawah, sungai, dan segala berkah alamiah di Tabanan harus dijaga turun temurun.

"Kami yang datang dari Tabanan, menuju ke sentra seniman di Sanur. Pesan yang kami bawa adalah pesan komunitas, di mana karena tidak banyak yang masih bertahan (aktivitas kegiatan melukis-red), salah satu komunitas yang bertahan salah satunya Komunitas Maha Rupa Batukaru," tuturnya.

Selanjutnya, Tabanan yang dikenal memiliki talenta seni, salah satunya seni rupa saat ini belum ada catatan dan dokumentasi yang cukup komprehensif. Namun begitu, Wijaya tetap meyakini akan lahir generasi muda perupa Tabanan kedepannya.

"Komunitas seperti kami supaya lebih banyak lagi ada di daerah kami, sehingga dapat menambah gairah dan memberi dampak positif bagi seniman rupa Bali. Ke depan bisa lebih menjadi daya tarik yang sangat menarik," harap Wijaya.

Diungkapkan perupa Made Subrata bahwa perupa Komunitas Maha Rupa Batukaru Tabanan akan tumbuh dan terus berkiprah mengembangkan seni lukis dan patung. Pesan edukasi yang ingin disampaikan bersifat universal yang menekankan bagaimana individu merawat alam dan budaya Bali, di mana kesadaran ini pula dikaryakan ke dalam lukisan yang berangkat dari ide pribadi masing-masing.

"Perupa Tabanan juga dibangun untuk bersilahturahmi dalam berbagi ide dan ke dalam karya-karya (lukisan atau patung) yang lebih luas. Kami terinspirasi dari leluhur kami. Apalagi Tabanan sebagai gudangnya seniman. Potensi dan talenta ini yang ingin kami ikuti jejaknya. Dari jejak pangan (alam dan sawah) kini banyak melahirkan maestro," ucap Subrata, yang juga berlatar wartawan ini.

Perupa Tabanan diyakini akan tetap banyak melahirkan karya-karya seni lukisan. "Lewat pameran ini kami berharap semakin tumbuh semangat teman-teman perupa lainnya," katanya.

Wayan Susana salah satu perupa Tabanan menambahkan bahwa dengan tema 'Pesan dari Barat', para perupa Tabanan menilai isu-isu menarik yang berkembang dari Tabanan sangat layak untuk angkat ke dalam lukisan dan patung, sebagai sarana kritik yang membangun untuk Tabanan. Sehingga, tumbuhnya kesadaran tersebut datang dari minat melukis atau melihat karya-karya lukisan.

"Perupa Tabanan berbasis kedaerahan, lahir untuk saling mendukung dan ke depan akan melahirkan lagi seniman-seniman berbakat. Ini akan memberikan vibrasi yang positif. Lewat tema 'Pesan dari Barat', kami ingin menunjukkan eksistensi ada perupa dari Tabanan. Karya lukisan sebagai media kritik, seperti ada banyak alih fungsi lahan, di mana Tabanaan yang dikenal sebagai daerah lumbung beras, tetapi kenyataannya (sawah) tidak seperti yang ada sekarang ini (banyak pembangunan fisik)," tandasnya. 

Sebagai daerah agraris dan lumbung padinya Bali, Tabanan banyak melahirkan maestro di bidang seni, baik seperti: penari legendaris Ketut Mario (Mario), pematung terkenal Nyoman Nuarta, Sastrawan kawakan Gusti Putu Wijaya, perupa mendunia Made Winata, dan lainnya. Kiprah berkesenian sejumlah maestro ini menjadi inspirasi terhadap Komunitas Maha Rupa Batukaru dalam mengembangkan lebih karya seni rupa terbaru kedepannya. 012

 

 


TAGS :