Ajeg Bali

Klungkung Siap Rawat Keris Pusaka Jika Diserahkan Pusat

 Rabu, 12 Juli 2023 | Dibaca: 579 Pengunjung

www.mediabali.id, Klungkung. 

Museum Nasional Kebudayaan Dunia Belanda (NMVW) mengembalikan 472 artefak asli Indonesia. Satu diantaranya diketahui merupakan keris yang berasal dari Kabupaten Klungkung, Bali. Jika nanti keris tersebut dipulangkan ke asalnya, pihak Dinas Kabudayaan Klungkung sangat siap untuk merawat pusaka tersebut.

Kepala Dinas Kebudayaan Klungkung, Ida Bagus Gede Oka Wedhana menyampaikan, informasi yang ia dapat Belanda menyerahkan ratusan pusaka tersebut, termasuk keris asal Kabupaten Klungkung ke pemerintah pusat melalui Museum Nasional Jakarta.

Hingga Rabu 12 Juli 2023, dirinya belum mendapatkan surat atau pemberitahuan resmi, apakah nanti keris itu dipulangkan ke Klungkung.

"Informasinya, keris itu dari Belanda diserahkan me pemerintah pusat melalui Museum Nasional. Kami belum tau rencana pemerintah pusat. Apakah nanti keris itu dikoleksi di Museum Nasional, atau dikembalikan ke ahli waris atau ke pemerintah daerah," ungkap Ida Bagus Jumpung, Rabu 12 Juli 2023.

Namun jika misal nanti keris itu dikembalikan ke Klungkung, Dinas Kebudayaan Kabupaten Klungkung mengaku akan siap merawatnya di Museum Semarajaya.

Secara historis, penempatan keris itu di Museum Semarajaya sangat tepat. Mengingat letak museum itu berada di areal Kerta Gosa yang merupakan peninggalan kerajaan Klungkung.

Serta lokasinya masih satu kawasan dengan Pemedal Agung, yang merupakan saksi bisu dari Perang Puputan Klungkung pada 28 April 1908 silam.

"Seandainya diizinkan, tentu kami siap pemeliharaan dan perawatan. Kami memang punya kegiatan peliharaan benda koleksi museum," jelas Ida Bagus Jumpung.

Kesiapan Klungkung untuk menyimpan benda pusaka tersebut, dibuktikan dengan museum Semarajaya sudah menyimpan banyak benda bersejarah dari peninggalan Kerajaan Klungkung yang tidak dibawa ke Belanda pada perang Puputan 1908 silam.

Bahkan pada 28 April 2020 lalu, Pemkab Klungkung menerima hibah senjata pusaka berupa mata tombak, termasuk sarungnya dari Westerlaken Foundation sebuah yayasan yang berbasis di Belanda.

Konon tombak itu juga berasal dari Perang Puputan Klungkung 1908. Tahun lalu, Dinas Kabudayaan Klungkung bersurat ke Museum Nasional Jakarta, untuk bisa memulangkan benda-benda bersejarah asal Klungkung.

Termasuk Keris Ardawalika yang digunakan Raja Klungkung, Ida I Dewa Agung Jambe pada saat perang Puputan Klungkung. 

"Jika tidak memulangkan, setidaknya kami bisa mendokumentasikannya. Bahwa ini ada benda peninggalan Klungkung, di Musuem Nasional. Tapi sampai sekarang surat kami belum ada balasan," ungkap Ida Bagus Jumpung.

Terkait keris asal Klungkung yang akan diserahkan pihak Belanda ke Indonesia, dirinya akan berkoordinasi lebih lanjut dengan Bupati Klungkung I Nyoman Suwirta. Apakah nanti keris itu akan dimohonkan ke pusat untuk dapat dipulangkan ke Klungkung.

"Nanti kami minta petunjuk Bupati dulu. Kami tunggu perkembagan, apakah nanti ada wacana setelah dikembalikan ke Indonesia, pemerintah pusat akan ada wacana mengembalikan ke daerah atau tidak," ungkap Ida Bagus Jumpung. 

Berdasarkan rilis di laman resmi pemerintah Kerajaan Belanda, ada total 472 benda bersejarah yang akan dipulangkan ke Indonesia.

Benda itu berupa 335 benda rampasan dari Lombok, 132 benda seni koleksi Pita Maha dari Bali, empat patung era Kerajaan Singhasari, dan satu keris pusaka asal Klungkung.

Penglingsir Pur Agung Klungkung Ida Dalem Semara Putra mengatakan, jika dari fotonya, keris asal Klungkung yang akan dikembalikan Belanda ke Indonesia itu merupakan pusaka raja.

Hal itu bisa dilihat dari bahan keris yang berlapis emas dan berhiaskan batu permata. "Kalau raja Ida I Dewa Agung Jambe saat perang puputan Klungkung, menggunakan keris Ardawalika yang saat ini disimpan di Museum Nasional Jakarta," ungkap Ida Dalem Semara Putra.

Keris yang akan dikembalikan Belanda tersebut, memang sepintas mirip dengan Keris Ardawalika, yang merupakan senjata Raja Klungkung Ida I Dewa Agung Jambe saat bertempur habis-habisan menghadapi Belanda pada 28 April 1908. (*)

 

 

Sumber: https://bali.tribunnews.com/amp/2023/07/12/museum-semarajaya-siap-rawat-keris-pusaka-jika-pemerintah-pusat-serahkan-ke-kabupaten-klungkung?page=2


TAGS :