Ekonomi

APBN Provinsi Bali hingga Agustus 2023 Tumbuh Membaik

 Senin, 25 September 2023 | Dibaca: 249 Pengunjung

Kementerian Keuangan RI Direktorat Jenderal Perbendaharaan Provinsi Bali, tekankan atas transparansi publik, atas pelaksanaan anggaran dan pertumbuhan ekonomi di Provinsi Bali s.d. 31 Agustus 2023, Senin (25/9/2023).

www.mediabali.id, Denpasar. 

Menjelang penghujung Tahun 2023, yang semakin dekat Kementerian Keuangan RI Direktorat Jenderal Perbendaharaan Provinsi Bali, memberikan informasi dan transparansi kepada publik atas pelaksanaan anggaran di Provinsi Bali s.d. 31 Agustus 2023.

Ke depan dengan hasil tentang pengelolaan APBN, pengelolaan baik itu dari sisi penerimaan maupun sisi pengeluaran. Pelaksanaan APBN di Provinsi Bali, sampai dengan 31 Agustus 2023, secara umum, kinerja APBN di Provinsi Bali Sangat Baik. 

"Untuk pendapatan Negara tumbuh Positif sebesar 32,98%. Realisasi Belanja Negara mencapai Rp13,7 T secara nominal mengalami kontraksi sebesar -0,89%," ujar Teguh Dwi Nugroho, SE., MM., selaku Kepala Kantor Wilayah Ditjen Perbendaharaan Provinsi Bali, Senin (25/9/2023).

Ia memaparkan realisasi penerimaan negara sudah melebihi dari target dan realisasi pengeluaran negara mencapai 60,8% dari pagu, kombinasi keduanya menghasilkan defisit regional.

"Dari sisi perpajakan, pada Bulan Agustus 2023, Penerimaan Pajak mencapai Rp1.032,58 M, tumbuh 14,0% (yoy) dan sampai dengan 31 Agustus 2023 telah mencapai 82,64% dari target pajak Bali tahun 2023," tegasnya.

Menurutnya, capaian penerimaan pajak neto sampai dengan bulan Agustus tahun 2023 sebesar 82,64% atau Rp 8,35 Triliun dari target Tahun 2023 sebesar Rp 10,11 Triliun.

"Kontribusi penerimaan pajak terbesar di bulan Agustus 2023 merupakan dari sektor Perdagangan Besar dan Eceran, Reparasi dan Perawatan Mobil dan Sepeda Motor dengan total penerimaan sebesar Rp1.651,39 M atau berkontribusi sebesar 19,77% dari total penerimaan, maupun pertumbuhan sebesar 20,98% dari penerimaan tahun lalu yang juga dapat dilihat dari pertumbuhan positif penerimaan PPh maupun PPN," ucapnya.

Dari sisi bea dan cukai, Penerimaan kepabeanan dan cukai mencapai Rp104,05 M, turun 5,4% (m-tom) atau 16,13% (yoy) dan telah mencapai 56,44% dari target tahun 2023. 

Penerimaan DJBC regional Bali, lanjut Teguh Dwi Nugroho apabila masih menunjukkan kinerja positif, baik dari sektor Bea Masuk (BM), dan Cukai hal ini didorong peningkatan volume impor melalui Bandara I Gusti Ngurah Rai maupun Pos Lalu Bea Renon, serta meningkatnya aktivitas reksan Cukai. 

"Realisasi BM s.d. Agustus 2023 sebesar Rp70,93 M atau 72,30% dari target tahunan. Nilai tersebut tumbuh Rp17,56 M (↑32,91%) YoY, didorong meningkatnya volume impor KPPBC TMP Ngurah Rai sebesar 377 Ton (↑6,66%) dibanding periode yang sama tahun sebelumnya," terangnya.

Kemudian realisasi cukai s.d. Agustus 2023 sebesar Rp587,90 M atau 54,99% dari target tahunan. Nilai tersebut tumbuh Rp43,72 M (↑8,03%) YoY, didorong kinerja positif Cukai MMEA yang juga tumbuh Rp53,07M (↑10,14%) YoY seiring meningkatnya produksi MMEA dalam negeri di provinsi Bali (↑1,62%) YoY. 

Neraca perdaganan bulan Agustus-23 tercatat surplus USD10.87 Juta, melanjutkan tren surplus 40 bulan berturut-turut. Secara akumulatif neraca perdagangan tercatat surplus USD93.72 Juta, tumbuh USD9.49 Juta (11,27%) YoY.

"Dari sisi PNBP, Penerimaan Negara Bukan Pajak tumbuh baik. Terlebih, PNBP Lainnya dan Pendapatan BLU menunjukan kinerja yang sangat positif," ungkapnya.

Sampai dengan 31 Agustus 2023, belum terdapat realisasi penerimaan Sumber Daya Alam di Provinsi Bali, sedangkan untuk PNBP Lainnya telah terealisasi sebesar Rp1.876,41 miliar (mengalami pertumbuhan sebesar 105,34% yoy) dan Pendapatan BLU mencapai Rp1.082,85 miliar (mengalami kontraksi sebesar -2,60% yoy). Dari sisi Belanja, Belanja K/L mengalami kontraksi sebesar -0,88% (YoY) dikarenakan kontraksi belanja pegawai dan belanja modal. 

"Kontraksi belanja pegawai dikarenakan perubahan jadwal pembayaran TPG pada satker lingkup Kemenag dan pembayaran gaji terpusat pada satker lingkup Kemenkeu," kata Teguh.

Sedangkan kontraksi belanja modal terutama pada Satker SNVT PJSA dan PJN III pada KemenPUPR (terhambatnya pembangunan Bendungan Sidan dan pembangunan shortcut Mengwitani-Singaraja titik 7D dan 7E ). 

Lalu pada Transfer ke Daerah mengalami kontraksi sebesar -0,89% (YoY), disebabkan turunnya pagu DBH untuk jenis tertentu dan DAK Fisik, earmarking DAU, serta belum terpenuhinya laporan syarat salur Dana Insentif Fiskal. Anggaran Prioritas tahun 2023 tetap dijaga dalam rangka merespon tantangan global di bidang Kesehatan, ketahanan pangan dan perlindungan sosial.

Selain itu, anggaran infrastruktur dan pendidikan digunakan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi di wilayah Provinsi Bali. Di bidang kesehatan, Belanja K/L sebesar Rp521,63 M, Pertumbuhan positif dibandingkan periode yang sama tahun lalu, sedangkan belanja TKD sebesar sebesar Rp929,12 M. 

Di bidang ketahanan pangan, Belanja K/L sebesar Rp64,63 M, dan Belanja TKD sebesar Rp 59,26 M. Di bidang Perlindungan sosial, Belanja K/L sebesar Rp7,06 M, dan Belanja TKD Rp67,13 M. 

Di bidang pendidikan, Belanja K/L sebesar Rp844,98 M dan Belanja TKD sebesar Rp1,22 T. Di bidang infrastruktur, Belanja K/L sebesar Rp906,38 M, dan Belanja TKD sebesar Rp267,66 M.

Kinerja Penyaluran Kredit Program Pemerintah yang disalurkan melalui program KUR dan UMi s.d 31 Ags 2023 adalah sebesar Rp5,26 T untuk 72 ribu debitur, sedangkan total subsidi bunga yang diberikan di Provinsi Bali sebesar Rp59,7 M.

"Penyaluran KUR masih didominasi oleh KUR skema Mikro yang mencapai Rp2,7 triliun untuk 52 ribu debitur. Jumlah debitur terbanyak berada pada Kabupaten Buleleng sebesar 13,6 ribu debitur, sedangkan penyaluran terbanyak pada Kota Denpasar sebesar Rp1 Triliun," bebernya.

Kanwil DJPb Provinsi Bali sebagai Regional Chief Economist di Provinsi Bali akan menyampaikan potret profil dan dinamika kondisi fiskal di wilayah, dalam bentuk Kajian Fiskal Regional Triwulan II Tahun 2023. 

"Terdapat amanat bagi kami untuk mengembangkan budaya akademik dalam memahami fenomena pembangunan. Hal ini dilakukan dengan meletakkan basis riset dalam penyusunan kebijakan, yang pada dasarnya merupakan bagian dari budaya kerja organisasi modern," tegasnya.

Plh. Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali G.A. Diah Utari, mengatakan pada triwulan II 2023, perekonomian Bali tumbuh sebesar 5,60% (yoy),

melambat dari triwulan sebelumnya yang tumbuh 6,09% (yoy). Kemudian, perlambatan ekonomi Bali disebabkan menurunnya pertumbuhan LU terkait pariwisata, sementara akselerasi LU Konstruksi menahan perlambatan ekonomi Bali.

"Salah satunya ditinjau adalah tingkat kunjungan penumpang terus menunjukkan tren peningkatan. Rata-rata harian jumlah kedatangan penumpang internasional dan domestik cenderung meningkat seiring pelonggaran Persyaratan Pelaku Perjalanan Luar Negeri (PPLN). Sepanjang Tahun 2023, jumlah kedatangan penumpang internasional mencapai 4,07 juta orang. Peningkatan jumlah kedatangan ini juga diprakirakan terus berlanjut pada Tahun 2023," terangnya.

Kepala Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Regional 8 Bali dan Nusa Tenggara Kristrianti Puji Rahayu menekankan kredit dan DPK Provinsi Bali tumbuh positif (yoy). Risiko kredit perbankan menurun dibandingkan tahun sebelumnya, namun sedikit meningkat dibanding Juni 2023. Rasio LaR masih tinggi namun terus menurun.

Jumlah Investor dan kepemilikan saham meningkat. Kinerja perusahaan pembiayaan terus meningkat. Risiko pembiayaan IKNB rendah.

"Pertumbuhan kredit (yoy) didominasi oleh peningkatan kredit investasi, sekaligus menjadi pertumbuhan tertinggi. Penyaluran kredit didominasi oleh Kredit Modal Kerja. Selain itu, Kredit UMKM masih merupakan pendorong pertumbuhan kredit Bali. Sementara itu pertumbuhan Kredit Korporasi mulai melambat. Hal lainnya; Perkembangan restrukturisasi kredit dampak Covid-19 di Bali (berdasarkan lokasi proyek) mengalami penurunan yaitu dari Rp45,80 Triliun posisi Desember 2020 menjadi Rp24,64 Triliun atau turun sebesar 46,21% posisi Juli 2023. Penurunan tersebut di bawah Nasional, yaitu sebesar 59,13% dari Rp829,72 Triliun menjadi Rp339,13 Triliun posisi Juli 2023," tegas Puji.

BPS Bali menyatakan secara kumulatif, perekonomian Bali pada Semester I 2023 dibandingkan dengan Semester I 2022 tumbuh sebesar 5,83 persen (c-to-c). Secaya y-o-y, bahwa ekonomi Bali pada Tw. II 2023 tetap tumbuh sebesar 5,60 persen, meskipun mengalami tren perlambatan sejak tiga triwulan terakhir.

Seluruh lapangan usaha tumbuh positif di Triwulan II 2023 (y-on-y), kecuali lapangan usaha Pertanian, Kehutanan, & Perikanan. Lapangan usaha akomodasi dan makanm inum serta transportasi dan pergudangan sebagai kontributor terbesar perekonomian Bali tumbuh impresif masing-masing sebesar 16,12% dan 26,95%; 

Lapangan usaha lain yang tercatat tumbuh impresif adalah pengadaan listrik & gas, yakni tumbuh 14,90%; Lapangan usaha pertanian, kehutanan, dan perikanan mengalami kontraksi sedalam 2,51%. "Kami sedang melakukan pendataan mengenai kelompok tani di kelompok umur, khususnya terkait regenerasi petani tua dan petani muda, sebagai salah satu data di BPS ke depan," kata Kadek salah satu petugas BPS Bali. 012


TAGS :