Politik

Anas Urbaningrum Bebas Hari Ini dari Lapas Sukamiskin, GPS Sambut Pakai Baju Putih

 Senin, 10 April 2023 | Dibaca: 300 Pengunjung

Ketua Umum Partai Kebangkitan Nusantara (PKN) Gede Pasek Suardika, bersiap sambut Anas Urbaningrum (AU) keluar dari Lapas Sukamiskin, Bandung, Jabar, Selasa (11/4) hari ini.

www.mediabali.id, Denpasar. 

Gede Pasek Suardika, SH., MH., sekaligus Ketua Umum Partai Kebangkitan Nusantara (PKN) ini memastikan sahabatnya Anas Urbaningrum akan bebas, Selasa (11/4) hari ini.

GPS menerangkan apabila Anas Urbaningrum (AU) akan bebas dari Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Sukamiskin, Bandung, Jawa Barat. GPS telah mempersiapkan diri bersama loyalis UB lainnya untuk menyambut keluar dari Lapas Sukamiskin.

"Besok Selasa (hari ini-red) pukul 14.00 Wita beliau (Anas Urbaningrum) akan keluar dari Lapas Sukamiskin. Sore ini (kemarin) saya ke Bandung, untuk persiapan menyambut beliau," ujar GPS, Senin (10/4/2023) usai mengikuti sidang praperadilan Rektor Unud Prof. Antara di Pengadilan Negeri (PN) Denpasar.

AU sekaligus mantan Ketua Umum Partai Demokrat ini akan disambut pendukungnya dengan pakaian berwarna putih.

"Kita sepakat akan mengenakan baju putih sebagai simbol memulai dari baru, ke arah perjuangan yang baru juga. Mudah-mudahan dengan selama 10 tahun beliau berada di dalam (Lapas), nantinya dapat berbicara. Selama ini kan tidak bisa berbicara karena di dalam kan. Apa yang dialami dan apa putusan kan sudah jelas," ucapnya.

GPS menceritakan dugaan UB yang masuk ke dalam penjara, karena dia divonis bersalah dalam kasus proyek pembangunan Pusat Pendidikan, Pelatihan, dan Sekolah Olahraga Nasional (PSON) Hambalang 2010-2012. GPS mendampingi AU atas dasar keadilan, kala itu dia sampai kehilangan jabatan Komisi III, bahkan sempat hendak di Penghentian Antar Waktu (PAW).

"Kita sangat meyakini beliau masuk ke dalam itu karena proses kriminalisasi yang melibatkan oknum KPK dan kekuasaan. Kita punya jejak yang sangat kuat. Saya kemarin menonton Podcast-nya BW dan Novel saya tertawa, mereka bisa membuat Podcast, ngomong berdua, mana narasumber dan presenter engak jelas. Ketika kita tawarkan ketemu bareng kenapa tidak mau. Kalau mereka pemberani kan buka saja. Saya punya dokumen yang jelas, data yang kuat, bagaimana aliran, tahapan waktu demi waktu, proses rekayasa itu terjadi," paparnya.

Pihaknya menyakini kedepannya AU akan memiliki cara tersendiri untuk mencari keadilan dan menjelaskan terhadap publik, bahwa apa yang dituduhkan kepada AU selama ini tidak benar.

"Saya juga pernah ditawari oleh oknum Menteri saat itu untuk meninggalkan AU dan mem-back up Pak SBY untuk melawan AU, sebelum jadi tersangka. Itu saya yakin adalah kasus yang sangat di desain," tegasnya.

AU bahkan sempat melawan karena dia merasa tidak pernah melakukan tindakan korupsi. GPS mengingatkan kembali bahwa hasil sidang Peninjauan Kembali (PK), bahkan membuktikan beliau tidak terbukti bersalah.

"Teman-teman ingat tidak, AU ditersangkakan karena apa? Menerima mobil Harier dari proyek Hambalang. Jadi putusan PK itu tidak terbukti. Makanya Mas Anas berani bilang; 'Rp 1.,- saya korupsi gantung saya di Monas'. Karena memang putusan PK akhir itu menyatakan beliau tidak terbukti korupsi di Hambalang, tidak ada kaitan dengan Hambalang. Sebab, sumbernya hanya satu saksi, yaitu Nazaruddin. Tetapi, beliau dihukum dengan putusan melakukan korupsi berkelanjutan dan tindak pidana pencucian uang berulang kali. Itu putusannya, berkelanjutannya di mana?, korupsi di mana?, besarnya berapa?, tidak pernah diungkap," bebernya.

Ditegaskan GPS, tentu dengan kehadiran AU di publik kedepannya akan memberi titik terang masalah Hambalang sesungguhnya.

"Sekarang kan para pelakunya masih hidup, jejak digitalnya masih ada. Kita juga sama-sama di jalan sekarang, kalau kemarin kan satu di dalam kekuasaan dan satu di jalan. Kita lihat saja nanti," tegasnya.

Sementara itu, dengan hadirnya PKN akan mendukung kehadiran AU. Meski GPS tidak menyebut secara spesifik jabatan AU di PKN, tetapi ia menegaskan bahwa PKN didirikan oleh GPS dan AU.

"Ya PKN ini kan saya buat bersama Mas Anas, kemudian saya kembangkan. Nah, kalau saya kan hanya orang minoritas, tetapi bagi saya bisa membangkitkan beliau untuk bisa kembali berpolitik. Bisa meyakinkan publik bahwa beliau korban kriminalisasi. Itu (jabatan AU) tinggal saya yang ngomong sama beliau selesai semua," demikian tutupnya. 012


TAGS :