Pendidikan

STMIK Primakara Bangun Mindset Konsistensi dalam Pengelolaan Startup dan Pengusaha

 Sabtu, 29 April 2023 | Dibaca: 256 Pengunjung

Ketua STMIK Primakara I Made Artana S.Kom, M.M., membangun mindset dan konsistensi terhadap mahasiswa/i salah satunya menjadi startup di sektor digital dan pengusaha, Sabtu (29/4/2023).

www.mediabali.id, Badung. 

Ketua Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Komputer (STMIK) Primakara I Made Artana S.Kom, M.M., menilai perkembangan dunia digital yang tanpa batas, sehingga tidak dipungkiri membuat individu belajar mengelola usahanya dengan basis-basis digital, salah satunya lewat startup.

Artana memandang STMIK Primakara dengan para lulusanya yang membangun startup atau perusahaan rintisan yang belum lama beroperasi dan mengacu pada perusahaan yang layanan dan produknya berbasiskan teknologi, ia menilai masih konsisten berkesinambungan. Bahkan, dikembangkan Tenant yang dikenal sebagai orang atau badan hukum yang melakukan penyewaan, baik menyewa properti, benda, ataupun barang dari pihak yang menyewakan objek tersebut.

"Jadi yang kita luluskan, di mana kita tidak saja meluluskan sekadar wisudawan/ti tetapi mewisuda tenant. Tenant sebagai starup yang sebelumnya telah kami bina. Ada empat yang akan kita luluskan nantinya. Jadi intinya, kami tidak hanya startup teknologi, tapi juga startup biasa yang juga dijalankan dengan basis dan marketing digital," paparnya, disela-sela menggelar wisuda ke-7 di Bali Nusa Dua Convention Center (BNDCC), dengan mengusung tema: Colorful Future, Sabtu (29/4/2023).

Ditegaskan Artana apabila diakui telah banyak pihak belajar atas kesalahan, terutama dalam pengembangan dan pengelolaan startup. "Semua orang belajar, nah karena menjadi kebutuhan. Jadi, dunia startup tentu akan tetap berjalan. Kedepannya akan lahir kembali pemain-pemain startup dengan mindset berbeda," tegasnya.

Pria asal Desa Carangsari, Kabupaten Badung ini menilai menjadi pengusaha atau startup tidak mudah dan tidak semua orang bisa. Maka, hal yang dituntut seperti ketahanan dan di dalam kondisi sulit pelaku startup tetap ingin maju.

"Kalau tidak begitu (bertahan) tentu dapat gugur secara alamiah. Di dalam binaan kita, lebih banyak kita berbicara tentang mindset. Ini fundamental membuat orang bertindak dan berperilaku berkembang sesuai mindsetnya," paparnya.

Pengembangan startup tidak dipungkiri pula membutuhkan bantuan modal dari pemerintah pusat atau daerah. Bagi Artana, sudah banyak pemerintahan yang berbicara soal startup, akan tetapi hal ini dinilai masih belum maksimal.

"Oleh pemerintah pusat sudah memiliki banyak program (starup), bahkan kesannya tumpang tindih, karena 5 tahun terakhir pemerintah membicarakan startup. Ada 5 kementerian yang membicarakan startup. Ini bagus, kalau bantuan berbentuk stimulus saya nilai sudah cukup banyak," katanya.

Saat ini, dengan pengalaman dalam mencetak wisudawan/ti STMIK Primakara yang tangguh dalam menjadi pengusaha dan startup, lulusan STMIK Primakara rata-rata telah banyak diterima bekerja sebelum wisuda.

"Rata-rata wisudawan-wisudawati kita ini sudah bekerja sebelum mereka diwisuda. Diangkatan sebelumnya juga, hampir 69 persen sudah bekerja dan kebanyakan di sektor IT. Kemudian 94 persen bekerja secara layak, artinya gajinya di atas Upah Minum Regional (UMR). Di mana 1 dari 5 lulusan kami telah menjadi pengusaha digital dan lainnya. Primakara komitmen menjadi kampus yang mencetak pengusaha digital, hasilnya itu 19 persen sampai 20 persen," bebernya.

Tercatat dalam Wisuda ke-7, sidang terbuka Senat STMIK Primakara telah mewisuda sebanyak 107 orang terdiri atas Program Studi (Prodi) Sistem Informasi sebanyak 40 orang; Prodi Teknik Informatika sebanyak 29 orang; Prodi Sistem Informasi Akuntansi sebanyak 38 orang. Dengan rata-rata masa studi selama 4 tahun 3 bulan, rata-rata IPK 3,63, dan rata-rata TAK 367. 012


 


TAGS :