Peristiwa

Peringati Peristiwa Bom Bali, Tokoh Desa Adat Kuta Ajak Kedepankan Perdamaian

 Rabu, 11 Oktober 2023 | Dibaca: 321 Pengunjung

Memperingati peristiwa bom Bali 12 Oktober 2002, akan digelar doa perdamaian di Monumen Tragedi Bom Bali. Tokoh Desa Adat Kuta Made Rudika berharap tidak lagi terjadi peristiwa demikian dan kedepankan perdamaian bersama, Rabu (11/10/2023) malam.

www.mediabali.id, Badung. 

Peringatan tragedi Bom Bali yang terjadi pada 12 Oktober 2002, diperingati setahun sekali di Tugu Peringatan Bom Bali atau Ground Zero, Kuta, Kabupaten Badung, Bali. 

Peristiwa kelam ledakan bom ini menewaskan ratusan jiwa, yang mana korbannya dari Warga Negara Asing (WNA) dan Warga Negara Indonesia (WNI).

Tokoh Masyarakat Desa Adat Kuta Made Rudika mengatakan setiap tahun diadakan doa perdamaian dengan para korban yang masih hidup dan keluarga korban yang ditinggalkan pada peristiwa Bom Bali. 

Rudika selaku mantan Ketua LPM Kuta, menerangakan tahun ini kegiatan doa perdamaian mengusung tema 'Mengubah Penderitaan Menjadi Berkah'. Rencana kegiatan dari hasil rapat panitia akan dibuat lebih ringkas, karena juga mengevaluasi kegiatan di tahun sebelumnya.

"Nanti akan dimulai, Kamis (12/10) Pukul 17.00 Wita di Monumen Tragedi Bom Bali Jalan Legian, Kuta, Badung," ujar Rudika, tokoh yang dikenal aktif dalam kegiatan di Desa Adat Kuta ini, saat ditemui wartawan, Rabu (11/10/2022) malam di Simpang Inn Kuta, Badung.

Seperti kegiatan umumnya, gema doa perdamaian di Tugu Monumen Bom Bali, telah menjadi perhatian terhadap masyarakat lokal dan internasional. 

Kali ini akan diisi sambutan Ketua Panitia Putu Adnyana, termasuk sambutan dari Ketua LPSK Drs. Hasto Atmojo Suroyo, M.Krim; Kepala BNPT-RI Komjen Pol. Prof. Dr. H. Rycko Amelda Dahniel, M.Si.

Dilanjutkan doa perdamaian FKUB, Nyanyian Perdamaian Gus Teja, Pesan Perdamaian Guruji Gede Prama bertema 'Mengubah Penderitaan Menjadi Berkah', Tarian Perdamaian Sanggar Kuta Kumara Agung - Gung Ade, beserta aksi Tabur Bunga/Penyalaan Lilin Conduct Ibu Vivi & Putu Adnyana.

Tragedi kemanusiaan Bom Bali Tahun 2002, jangan sampai terulang lagi. Peringatan di tugu Bom Bali, tentu mendapat perhatian warga di Desa Adat Kuta, termasuk untuk keamanannya dari kepolisian, Dishub Badung, hingga Pecalang.

"Black Memory tersebut sebenarnya saya tidak ingin membayangkannya, tetapi ini adalah sejarah kelam yang saya yakin kelam itu pasti ada manfaatnya. Semoga kelam itu adalah yang terakhir, bagaimana kita semua bisa saling menjaga situasi, tidak sampai terjadi tragedi kemanusiaan ini lagi," tutur Rudika.

Rudika menambahkan sebagai manusia seluruh umat beragama di dunia memiliki rasa kebersamaan dan saling untuk menguatkan.

Maka itu, peristiwa semacam Bom Bali tidak boleh terjadi di mana pun, sebab di Indonesia meski berbeda-beda suku dan agama, tentu masyarakatnya harus saling bersatu dan kuat, sebagaimana semboyan Bhinneka Tunggal Ika.

"Tidak berbeda dengan tahun sebelumnya. Nuansanya nanti tetap religius dalam renungan Bom Bali, yang tahun ini akan lebih diringkas dan doa akan ada satu yang diwakili. Acara peringatan Bom Bali diharapkan menjadi momentum jangan sampai terjadi lagi," tutupnya. 012


TAGS :