Peristiwa

Koster Tunjukkan Keseriusan Bangun Shortcut Titik 7D dan 7E

 Selasa, 29 Agustus 2023 | Dibaca: 208 Pengunjung

Gubernur Bali Wayan Koster di dampingi PJ. Bupati Buleleng Ketut Lihadnyana, melakukan peletakan batu pertama peresmian kelanjutan pembangunan shortcut titik 7D dan 7E, di Dusun Wira Bhuana Desa Gitgit Kec. Sukasada, Buleleng, Selasa (29/8/2023).

www.mediabali.id, Buleleng. 

Upaya dalam menyeimbangkan pembangunan Bali Utara dan Bali Selatan, dilakukan Pemerintah Provinsi Bali dengan melakukan pembangunan shortcut Singaraja-Mengwitani, Selasa (29/8/2023).

Gubernur Bali Wayan Koster meresmikan kelanjutan pembangunan shortcut titik 7D dan 7E, yang ditandai dengan peletakan batu pertama dan di dampingi PJ. Bupati Buleleng Ketut Lihadnyana di Dusun Wira Bhuana Desa Gitgit Kecamatan Sukasada.

Koster memaparkan tujuan dari pembangunan proyek shortcut ini untuk memperlancar mobilitas masyarakat Buleleng ke Denpasar atau sebaliknya, di mana akan membantu mengurangi langkah untuk urbanisasi, seperti ke Kota Denpasar. Hal penting lainnya, dampak langsung shortcut ini adalah di sektor ekonomi akan tumbuh lebih baik.

Ia memaparkan apabila pembangunan shortcut batas kota Singaraja-Mengwitani Provinsi Bali titik 3,4,5,6,7A,7B,7C dan 8 telah selesai dilaksanakan.

"Hari ini (Selasa) pembangunan shortcut titik 7D,7E kita lanjutkan dengan target Juli 2024 selesai. Saya mohon agar kontraktor betul-betul mematuhi ketentuan teknis, sehingga mampu memberikan hasil yang tetap waktu, tepat mutu, dan tentunya berkualitas. Semoga pembangunan ini dapat berjalan lancar,” ujar Koster asal Desa Sembiran Kecamatan Tejakula Buleleng ini di hadapan para undangan.

Lebih lanjut, terhadap pembangunan shortcut titik 9 dan 10 akan dikerjakan tahun 2024-2025. Dari itu, apabila telah selesai maka akan disediakan fasilitas shuttle bus listrik untuk memudahkan mobilitas masyarakat ke Singaraja-Denpasar, dan sebaliknya.

Pembangunan shortcut sekaligus akan meningkatkan perekonomian masyarakat, khususnya di Buleleng. Sebab, jalur ini telah dipergunakan sebagai jalur wisata dan karena pemandangannya di sekitarnya sangat indah di sepanjang jalan shortcut tersebut.

”Maka emerintah akan menyediakan rest area, sehingga wisatawan atau pun masyarakat dapat menikmati perjalanan dengan nyaman dan aman. Pembangunan ini merupakan kategori proyek revolusioner dan progresif. Selanjutnya perencanaan pembangunan shortcut titik 1,2,9,10 dan 11,12 sepanjang 7,7 Km akan ditargetkan sampai Tahun 2026," imbuhnya.

Koster menerangkan atas keinginan untuk pembangunan shortcut telah puluhan tahun diwacanakan. Namun begitu, sejak dia memimpin di Tahun 2018 akhirnya pembangunan shortcut berhasil terlaksana, hingga sekarang dan akan berlanjut sampai Tahun 2026.

”Sejak dilantik Tahun 2018 saya langsung menyusun anggaran untuk pembebasan lahan 2018, 2019,b2020 sehingga titik 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10 telah dibebaskan. Sedangkan titik 11, 12 Tahun 2025 rencananya akan dibebaskan,” ucapnya.

Diungkapkan Wida Nurfaida selaku Direktur Pembangunan Jalan Direktorat Jendral Bina Marga Kementerian PUPR bahwa titik 7D dan 7E akan terbangun jembatan sepanjang 155 M dan jalan sepanjang 400 M menelan biaya Rp82 Miliar jangka waktu 1 tahun kalender, yaitu pada bulan Juli 2025. Pembangunan jalan ini akan mengurangi waktu tempuh yang awalnya 2,7 menit menjadi 1,3 menit.

”Secara teknis dan prinsip tidak ada masalah, karena Pemprov Bali dan Buleleng sangat bagus komunikasinya dengan masyarakat. Selain itu, para kontraktor sudah makin baik kinerjanya. Mohon doanya agar proyeknya dapat berjalan dengan lancar,” ungkap Koster berharap.

Ditambahkan Wida Nurfaida ke depan setelah pembangunan shortcut dari titik 3 sampai titik 8 rampung, maka panjang sebelumnya 6,99 km menjadi 6,25 km, mengurangi jumlah tikungan dari 58 titik menjadi 21 titik.

"Hal terpenting mengurangi tingkat kelandaian maksimal ruas jalan Mengwitani-Singaraja dari 27% menjadi 10 % yang tentunya memberikan kenyamanan terhadap para pengguna jalan," tambahnya.

Sedangkan, Perbekel Gitgit Putu Arcana menjelaskan apabila pembangunan shortcut ini dapat memberi dampak ekonomi bagi warganya. Tidak hanya sebagai tenaga lokal yang dipekerjakan, tetapi juga dapat dibangunnya tempat usaha di lahan shortcut dan transportasinya, sehingga dapat meningkatkan pendapatan masyarakat ke depannya.

"Jika dilihat dari pengalaman tahun lalu akibat limbah kerukan tanah yang menyebabkan keruhnya air terjun yang ada di wilayahnya, tentunya pihak kontraktor telah memikirnya. Namun jika itu di luar kendali kita, wisatawan masih memaklumi dampak tersebut. Sekarang sudah mulai normal kondisi dan jumlah kunjungan tamu,” demikian tutupnya. 012


TAGS :