Ajeg Bali

Menginjak Remaja, Sembilan Anak Keturunan Puri Satria Dalem Kaleran Kuta Mengikuti Upacara Munggah Deha Teruna

 Senin, 26 Juni 2023 | Dibaca: 225 Pengunjung

Prosesi upacara 'Munggah Deha Teruna' di Puri Satria Dalem Kaleran Kuta, sebagai upacara Manusa Yadnya yang dilaksanakan sebagai wujud tanggung jawab dan kasih sayang orang tua kepada anak-anaknya, Senin (26/6/2023).

www.mediabali.id, Denpasar. 

Guna menjaga tradisi dan warisan leluhur, sembilan anak yang baru menginjak masa remaja keturunan Puri Satria Dalem Kaleran Kuta diupacarai 'Munggah Deha Teruna' atau disebut Ngeraja Sewala untuk anak perempuan dan Ngeraja Singa untuk anak laki-laki, Senin (26/6/2023).

Kesembilan anak remaja keturunan Puri Satria Dalem Kaleran Kuta yang diupacarai munggah Deha - Teruna, yaitu I Dewa Gede Agung Purwa Rajendra (14 tahun) putra dari pasangan I Dewa Gede Mayun dengan Ida Ayu Komang Puspa Dewi; Dewa Ayu Novita Mahesa Jaya (14 tahun) putri dari Dewa Made Jaya dan Dewa Ayu Putu Suastini; Dewa Ketut Nathan Indra Prabawangsa (12 tahun) putra dari I Dewa Putu Oka Diatmika bersama I Gusti Agung Ayu Widari.

Disusul oleh I Dewa Ayu Dahayu Avta Kayana (16 tahun) dan I Dewa Ketut Dhamadhipa Jnanesa (13 tahun) buah hati dari Dewa Ketut Ekajaya dan Ni Nyoman Desniari; Dewa Made Oka Gangga Rama Sunia (16 tahun) dan Dewa Ayu Ketut Shinta Maharani (13 tahun) putra-putri pasangan I Dewa Made Oka Sukarja dengan Desak Made Wirianti; I Dewa Gede Ketut Abirama Wibawa (15 tahun) dan I Dewa Ayu Putu Kayana Natha Swari (12 tahun) putra-putri dari I Dewa Gede Ketut Rimbawa bersama Ni Gusti Agung Oka Trisna Dewi.

Pelaksanaan upacara ini dipuput oleh Ida Ratu Pedanda Putra Bluwangan dari Griya Gede Delod Pasar Sanur, Denpasar. 

Kemudian, upacara Munggah Deha - Teruna ini di dalam prosesinya diawali dengan upacara ngekeb. Upacara ini dilaksanakan di sebuah ruangan atau kamar yang dipersiapkan secara khusus, di mana sang anak akan dipingit tidak diperkenankan keluar kamar selama satu hari penuh, mulai dari upacara ngekeb sampai puncak pelaksanaan upacara keesokan harinya. 

"Pelaksanaan upacara ngekeb ini tujuan adalah mempersiapkan anak-anak untuk memasuki masa remajanya dengan proses pematangan pikiran, perkataan, dan perbuatan sehingga ketika sang anak akan menapaki masa remajanya dapat menjadi pribadi yang betul-betul mandiri dan bertanggung jawab," ujar I Dewa Gede Mayun selaku Pemucuk Karya Munggah Deha Teruna, di dampingi I Dewa Putu Manik selaku Kelian Semeton Puri Satria Dalem Kaleran Kuta.

Lebih lanjut, keesokan hari bertepatan dengan hari kelahiran menurut penanggalan Bali (otonan) salah satu anak, yaitu I Dewa Gede Agung Purwa Rajendra yang jatuh pada Soma Pon Gumbreg tanggal masehi 26 Juni 2023, dilanjutkan dengan melaksanakan Upacara Ngeraja Sewala untuk anak perempuan dan Ngeraja Singa untuk anak laki-laki. 

"Tujuannya adalah memohon ke hadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa dalam prabawa atau perwujudan-Nya sebagai Sang Hyang Semara Ratih agar berkenan menganugerahkan sinar suci-Nya sebagai lentera yang akan menuntun anak-anak di dalam menjalankan swadarma kewajiban hidupnya, sebagai anak yang sudah menginjak remaja agar selalu berada dijalan Dharma," paparnya.

Proses terakhir dari upacara yang juga dihadiri oleh Anggota DPRD Kabupaten Badung I Gusti Anom Gumanti, SH l., dan I Nyoman Graha Wicaksana, B.COMM., MM., Sekcam Kecamatan Kuta, Jro Bendesa Adat Kuta, Lurah Kuta, Ketua LPM Kelurahan Kuta, Klian Suka Duka Banjar Tegal Kuta, Kepala Lingkungan Tegal Kuta serta undangan lainnya ini adalah pelaksanaan prosesi 'Ngunya'. 

Di dalam prosesi ini anak-anak yang sudah 'terlahir' sebagai manusia baru yang sudah menginjak masa remaja ini akan digayot atau tandu oleh para pengabih-pengabih puri melewati jalan-jalan desa di kampung turis Kuta menuju ke Pura Desa Bale Agung. 

Prosesi ini bermakna untuk memperkenalkan pada anak-anak remaja ini tentang lingkungan masyarakat yang lebih luas di luar lingkungan puri, di mana nantinya mereka akan ikut berkiprah dalam kegiatan-kegiatan sosial kemasyarakatan sebagai teruna teruni atau yowana di desa adat. 

Lebih jauh, Pemucuk Puri Satria Dalem Kaleran I Dewa Gede Mayun mengatakan secara keseluruhan makna upacara 'Munggah Deha Teruna' ini adalah merupakan upacara Manusa Yadnya yang dilaksanakan sebagai wujud tanggung jawab orang tua kepada anak-anaknya. 

Hal ini dalam memberikan bimbingan dan membina anak-anaknya di dalam setiap jenjang kehidupannya agar dapat berkembang secara baik, mandiri, dan bertanggung jawab sejalan dengan pertambahan usia mereka.

"Sekaligus juga sebagai wujud doa dan syukur orang tua ke hadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa karena putra putri kami sudah dapat melewati setiap fase kehidupannya, dari mulai di dalam kandungan sampai menginjak masa remaja dapat berjalan dengan baik dan anak-anak selalu berada dalam keadaan sehat. Ini sesungguhnya perwujudan dari cinta dan kasih tanpa batas dari orang tua terhadap anak-anaknya," demikian tutupnya. 012/rls


TAGS :