Teknologi

PT PLN Bidik Pengembangan Infrastruktur SPKLU, SPBKLU, dan Mobil Listrik Demi Kurangi Emisi Karbon

 Rabu, 23 November 2022 | Dibaca: 307 Pengunjung

PT PLN mengembangkan pengetahuan SDM terkait mobil listrik dan infrastruktur penunjangnya kedepan, sebagai komitmen mengatasi emisi karbon, Rabu (23/11/2022) dalam symposium HAPUA, di Hotel Hyatt, Sanur.

www.mediabali.id, Denpasar. 
Potensi kelistrikan berkembang pesat seiring peningkatan pengetahuan dan teknologi. Seperti mobil listrik menjadi produk yang akan memakai energi listrik dan baterai, masih perlu disosialisasikan, karena dirasa masih belum familiar di publik Indonesia. 
 
“Saya kebetulan baru kembali dari USA, Minggu lalu, persentase mobil listriknya itu sangat kecil sekali. Kalau kita lihat di jalan masih banyak mobil konvensional, artinya di negara paling maju sekalipun itu adopsi teknologi (mobil listrik) masih kecil. Sebab, kita harus membangun infrastruktur yang mesti dapat menggantikan infrastruktur sebelumnya,” kata General Manager PLN Pusdiklat Rio Adrianto, dalam symposium The 2022 HAPUA – Jepic Symposium ‘Accelerating Electric Vehicles Toward Net Zero Emission’, Rabu (23/11/2022) di Hotel Hyatt, Sanur.

Namun begitu, sektor kelistrikan akan berkembang menuju Net Zero Emission. Bahkan, PT PLN telah membidik peluang produksi mobil listrik dengan menggali wawasan pengetahuan, Sumber Daya Manusia (SDM), termasuk mendirikan infrastruktur Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU), dan Stasiun Penukaran Baterai Kendaraan Listrik Umum (SPBKLU).

Karena itulah, menjadi salah satu pembahasan diskusi dalam simposium Head of Asean Power Utilities/Authorities (HAPUA) sebagai asosiasi perusahan-perusahaan listrik yang ada di wilayah ASEAN, antara lain: PLN (Indonesia), TNB dan SEB (Malaysia), EGAT dan MEA (Thailand), Manila Electric Company/Meralco (Filipina), khusus EDC Kamboja dan SESB Malaysia, hanya mengirimkan delegasi.

Kemudian JEPIC merupakan Japan Electric Power Information Centre, berasal dari Jepang yang menjadi speaker selain JEPIC ada Tokyo Electric Power Company Holdings, Inc (TEPCO), Chugoku Electric Power Group, dan Tohoku Electric Power.

"Kerjasama terkait kelistrikan ini terjalin lama, terutama mengenai ilmu, pengembangan kelistrikan, pengoperasian, dan pemeliharaan kelistrikan. Ini penting kedepannya untuk menghasilkan listrik yang terjangkau, handal, dan berkelanjutan melalui teknologi,” ucap Rio.

Saat ini, PLN dan sektor kelistrikan global masih bekerja keras mengurangi emisi gas karbon atau efek rumah kaca dan mengantisipasi perubahan iklim yang sangat ekstrim akibat rusaknya ekosistem dan tantangan lingkungan.

"Pertemuan HAPUA rutin diadakan di ASEAN, sebagai temu sharing dan belajar bersama. Maka salah satunya PLN harus menjadi pionir terdepan dalam upaya mengurangi emisi karbon dan perubahan iklim, mengurangi penggunaan bahan bakar fosil dengan memakai listrik. PLN juga mempersiapkan insan potensial terhadap energi baru terbarukan, seperti kendaraan listrik,” tegas Dedi Budi Utomo selaku Executive Vice President Human Talent Development PT PLN. 

Dedi berharap melalui HAPUA muncul komitmen bersama antar perusahaan-perusahaan listrik di ASEAN, mampu mengembangkan kendaraan berbasis listrik.

“Perusahaan listrik mulai mengembangkan kendaraan yang berbasis listrik, tentunya demi mengurangi emisi dan zero emission,” harapnya di dampingi narasumber undangan lainnya, Nara Nagatoshi (Jepang), Oum Piseth (Cambodia), Mohammad Suhaeri (Malaysia), Anthony Agoncillo (Fillipina) dan Natapon Rong Sri Yem (Thailand).

Sementara itu, Mohammad Suhaeri dari Malaysia mendukung pengembangan sektor kelistrikan di Indonesia, termasuk listrik yang berkembang di negara Malaysia.

“Rencana pengembangan listrik ke depan tentu harus diikuti dengan perencanaan dan ekosistem kelistrikan di suatu negara, ini tentu perlu dukungan pemerintah, termasuk dari PLN. Kami saling dan sangat mendukung listrik untuk terus berkembang ke depannya, termasuk di negara Malaysia menuju zero emission,” ucapnya. 012


TAGS :