Ajeg Bali

Gubernur Koster dan Walikota Jaya Negara Adakan Medem Pedagingan di Pura Dang Kahyangan Payogan Agung Segara Rupek

 Selasa, 28 Juni 2022 | Dibaca: 376 Pengunjung

Tampak Gubernur Koster mengisi tanda tangan di Prasasti di Pura Dang Kahyangan Payogan Agung Segara Rupek di Desa Sumberklampok, Kecamatan Gerokgak, Kabupaten Buleleng, Selasa (28/6/2022).

www.mediabali.id, Buleleng. 

Upacara Melaspas, Mendem Pedagingan, Ngenteg Linggih, dan Pedudusan Alit di Pura Dang Kahyangan Payogan Agung Segara Rupek di Desa Sumberklampok Kecamatan Gerokgak, Buleleng dihadiri langsung Gubernur Bali Wayan Koster bersama-sama para Pengrajeg Karya yang sekaligus menjabat sebagai Walikota Denpasar IGN Jaya Negara, Bupati Buleleng Putu Agus Suradnyana, dan juga Bupati Jembrana Nengah Tamba bertepatan dalam Rahina Tilem Sadha, Selasa (28/6/2022). 

Kegiatan upacara Melaspas, Mendem Pedagingan, Ngenteg Linggih, dan Pedudusan Alit di Pura Dang Kahyangan Payogan Agung Segara Rupek, mampu terlaksana atas dukungan penuh Gubernur Koster yang memberikan program Pemugaran Beji dan Pura Payogan Agung Segara Rupek senilai kontrak Rp 5.9 Miliar lebih. 

Gubernur Bali memaparkan ceritanya saat bertugas di DPR RI Fraksi PDI Perjuangan selama 3 periode, ia telah menyempatkan waktu melakukan persembahyangan di Pura Segara Rupek dan juga endengarkan sejarah Pura ini dari sang istri (Ny. Putri Suastini Koster-red) yang menceritakan Ida Bhatara Mpu Siddimantera sedang beryoga semedi di tempat suci ini kehadapan Hyang Siwa, hingga beliau lewat kesaktiannya menorehkan tongkatnya sebanyak tiga kali ke tanah dengan mampu memisahkan Jawa dan Bali.  

“Astungkara, titiang menjadi Gubernur Bali dan dilantik pada 5 September 2018. Begitu dilantik menjadi Gubernur Bali, Menteri PUPR Republik Indonesia kemudian menelpon Saya dengan memiliki keinginan untuk meneruskan rencana pembangunan jembatan yang menghubungkan Bali dan Jawa. Secara spontan, saya langsung menjawab ke Bapak Menteri dengan menyatakan tidak boleh Pak meneruskan rencana pembangunan jembatan ini dengan memperhatikan aspek sejarah yang sangat spiritual dan sifatnya sangat sakral serta tidak bisa saya langgar. Saat itu juga saya memohon maaf kepada Bapak Menteri untuk tidak meneruskan pembangunan jembatan ini,” terang Koster. 

Koster yang merupakan orang nomor satu di Pemprov Bali ini menjelaskan dalam masa pandemi bersembahyang keliling Pulau Bali, termasuk di Pura Segara Rupek. Namun sebelum sembahyang ke tempat suci yang berada di tengah kawasan hutan lindung Taman Nasional Bali Barat (TNBB) seluas 19.002,89 Ha tersebut, Koster terlebih dahulu disarankan melakukan persembahyangan di Pura Dang Kahyangan Payogan Agung Segara Rupek.  

Singkatnya ketika masuk Pura Payogan Agung Segara Rupek, Koster terenyuh melihat pelinggihnya dalam kondisi tidak terawat dan tidak memadai. “Karena Saya meyakini di Pura ini sangat penting dan memiliki nilai sejarah, maka usai bersembahyang Saya dengan yakin menyatakan Pura Dang Kahyangan Payogan Agung Segara Rupek harus dibangun termasuk jalannya,” ucap Ketua DPD PDI Perjuangan Provinsi Bali ini. 

Ia turut melihat dan menceritakan pada saat sembahyang ada suara merdu burung titiran yang begitu lama dia dengar. "Atas hal inilah Saya meyakini niat baik tersebut direstui oleh H yang Widhi Wasa, saat itu juga Saya sempat menelpon Bapak Jaya Negara yang masih menjabat sebagai Wakil Walikota Denpasar dengan menyatakan pembangunan Pura ini menjadi tanggungjawab Pemprov Bali sebagai wujud nyata untuk memuliakan keluhuran Ida Bhatara Mpu Siddimantera," katanya. 

Melalui program Pemugaran Beji dan Pura Payogan Agung Segara Rupek yang diprakarsai oleh Gubernur Wayan Koster ini berlangsung, selanjutnya Koster asal Desa Sembiran, Buleleng kembali menuturkan dia selalu mendapatkan kemudahan jalan untuk membangun Program Pelindungan Kawasan Suci Pura Agung Besakih dengan menugaskan Arsitek Bali, Popo Danes untuk mendesain program tersebut dengan hasil dilancarkan, bahkan desainnya juga digratiskan dengan jiwa ngayah. 

“Astungkara Pura Dang Kahyangan Payogan Agung Segara Rupek sekarang sudah terbangun, saya memaknai Pura ini dengan posisinya yang sangat strategis sebagai tempat suci yang memiliki spirit niskala untuk menjaga Pulau Dewata. Untuk itulah kedepan, jangan sampai ada Gubernur Bali yang terjebak oleh rayuan untuk membuat jembatan Jawa-Bali, jadi Kita harus jaga betul spirit beliau. Kemudian untuk menjaga kelestarian tempat suci ini, saya sedang menyiapkan Peraturan Gubernur Bali untuk melestarikan Pura Sad Kahyangan seluruh Bali, sehingga peran Pemprov Bali akan terus hadir memberikan upaya-upaya pelestarian,” terangnya tegas. 

Pihaknya sekaligus dalam kesempatan tersebut menandatangani prasasti, Gubernur Koster tidam lupa untuk mengajak Pasemetonan Catur Warga (Arya Wang Bang Pinatih, Arya Wang Bang Sidemen, Arya Wang Bang Wayabya, dan Sira Agra Manikan,-red) untuk guyub dengan sama-sama dapat ngrastiti bhakti membangun Bali sesuai visi Nangun Sat Kerthi Loka Bali melalui Pola Pembangunan Semesta Berencana menuju Bali Era Baru.  

Sementara itu, Pengrajeg Karya yang sekaligus Walikota Denpasar, IGN Jaya Negara memberikan apresiasi tinggi dan terima kasih terhadap Gubernur Koster melalui bantuan yang telah diberikan. “Ini wujud bhakti kita semua kepada Ida Bhatara, semoga Bapak Gubernur Bali senantiasa diberikan kesuksesan dan kesehatan dalam menjalankan swadharma-nya di Jagad Bali, dan Krama Bali selalu diberikan edamaian dan kerahayuan,” tandasnya. 012


TAGS :