Kesehatan

Gangguan Gagal Ginjal Akut Anak-anak Dicegah di Buleleng

 Kamis, 27 Oktober 2022 | Dibaca: 320 Pengunjung

Ketua DPRD Buleleng Gede Supriatna, SH., berharap masyarakat tetap waspada dan antisipasi penggunaan obat-obatan terhadap anak-anak, untuk mencegah merebaknya gejala gagal ginjal akut pada anak-anak, Kamis (27/10/2022).

www.mediabali.id, Buleleng. 

Ketua DPRD Buleleng Gede Supriatna, SH., menyoroti persoalan terkait gejala gagal ginjak akut misterius (acute kidney injury/AKI) terhadap anak-anak, yang masih diduga dipicu beberapa obat-obatan sirup yang kemungkinan selama ini sering dikonsumsi anak-anak.

Para petugas kesehatan tentu saja memeriksa kesehatan anak di tengah adanya kasus gagal ginjal akut misterius yang sedang merebak di tanah air, diduga pula kasus ini disebabkan cemaran etilen glikol pada obat sirup.

"Di Bali saya dengar ada 17 anak-anak yang kena (gagal ginjal akut-red), di mana 11 orang meninggal dunia dan sisanya 6 orang telah membaik dan rawat jalan. Jadi cukup besar dan menjadi perhatian kita, sebab ini menjadi fenomena baru. Sedangkan di Buleleng, dipersiapkan (antisipasi) segala sesuatunya untuk mendalami lagi penyakit gagal ginjal akut ini seperti apa dan penanganannya, di mana kami mendorong rumah sakit untuk lebih banyak melakukan studi atau penelitian atas kasus yang merebak," ujar Supriatna, Kamis (27/10/2022).

Sampai kini belum diketahui pasti terkait penyebab kemunculan penyakit gagal ginjal akut yang menyerang anak-anak pada usia 0-18 tahun, di mana masih misterius dan di beberapa daerah kasus ginjal akut terjadi pada dua pekan hingga sebulan terakhir, sehingga sangat memprihatinkan serta perlu penanganan cepat agar tidak merebak ke daerah lainnya.

"Ya karena ini ada kasus baru yang menimpa anak-anak, mudah-mudahan di dalam pembasan APBD ini kita bisa diskusikan bersama Dinas Kesehatan, dan Pemkab Buleleng untuk mempersiapkan alat yang dapat digunakan (penanganan dini gagal ginjal akut pada anak-red)," ucapnya.

Pemerintah pusat telah bergerak mencegah penyebab penyakit gagal ginjal akut pada anak-anak, salah satunya melakukan penghentian untuk obat-obatan sirup atau obat cair yang kandungannya terdeteksi dietilen glikol dan etilon glikol. Kuat diduga pasien dengan gagal ginjal akut, mengalami demam, diare atau muntah, batuk pilek, jumlah pipis anak menurun drastis atau jumlah frekuensi urine yang berkurang. Para orang tua diharapkan segera membawa anak ke fasilitas kesehatan (faskes) apabila menemukan gejala terkait, orang tua pula supaya tidak memberikan obat-obatan sembarangan, walau dari Kementerian Kesehatan telah merilis jenis obat-obatan yang dinilai aman. 

Sebelumnya, Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Bali, I Nyoman Gede Anom pada Jumat (21/10) lalu mengatakan terdapat sebanyak 17 pasien gagal ginjal akut di Bali, yang mana 11 orang pasien meninggal dunia. Dari 17 pasien terkait ada dua orang berasal dari Nusa Tenggara Barat (NTB) yang telah sempat dirujuk ke Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Prof. Ngoerah atau RSUP Sanglah, Denpasar. Mereka yang ditangani mengeluhkan kencing yang jarang, dan ada yang tidak buang air kecil dalam waktu 24 jam, ada mengalami gangguan infeksi saluran pernapasan, saluran cerna, muntah, dan mencret.

"Terakhir ada 17 orang dan memang ada dua orang dari luar Bali. Kemudian 11 orang meninggal dan 6 sembuh, serta tidak ada penambahan kasus lagi. Pasien dari Bali, paling banyak berasal dari Denpasar, ada berasal dari Bangli, Klungkung serta Gianyar," terang Kadiskes Bali Gede Anom. 012


TAGS :